
Rusia telah menyatakan akan mengirimkan sistem rudal pertahanan udara mereka ke Suriah. Alasannya untuk menjaga pesawat mereka dari aksi pencurian serta berjaga-jaga jika harus menghadapi skenario terburuk menembak pesawat lain.
“Kami telah mempelajari semua ancaman yang mungkin. Yang kami kirim ke sana tidak hanya jet tempur, pesawat tempur, pesawat pembom, helikopter tetapi juga sistem rudal. Karena keadaan force majeure dapat terjadi, “kata kepala angkatan udara Rusia Kolonel Jenderal Viktor Bondarev dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Komsomolskaya Pravda Kamis 5 November 2015.
Sejauh ini tidak disebutkan sistem apa yang akan dikirim Moskow. Hanya saja jika Rusia memutuskan untuk mengirimkan S-300 Almaz-Antey hal itu secara besar-besaran akan mempersulit operasi udara pasukan AS dan sekutu.
Berdasarkan katalog yang ada Almaz-Antey saat ini membangun dua versi dari rudal ini yakni S-300PMU2 dan S-300VM, juga disebut sebagai Antey-2500. Keduanya memiliki jangkauan lebih dari 120 mil dan dapat mencapai target setinggi 100.000 kaki. Senjata dapat terlibat setengah lusin atau lebih sasaran secara bersamaan.
Salah seorang senior penerbang Korps Marinir AS dikutip Dave Majumdar dalam tulisannya di National Interest Jumat 6 November 2015 mengatakan seri S-300 merupakan ancaman mematikan bagi semua pesawat kecuali pesawat siluman dan pembom yang paling canggih. “Sebuah game changer untuk semua pesawat generasi keempat [seperti F-15, F-16 dan F / A-18]. Senjata ini benar-benar mematikan dan Anda tidak ingin dekat dengan dia, “katanya.
Jika Rusia mengerahkan S-300 atau lebih buruk lagi jika sistem pertahanan strategis permukaan ke udara S-400 ke Suriah, secara efektif bisa membuat seluruh petak Suriah de facto menjadi zona larangan terbang untuk pesawat AS dan sekutu. Hanya Lockheed Martin F-22 Raptor atau pembom Northrop Grumman B-2 Spirit yang akan dapat beroperasi di dalam kawasan yang dilindungi senjata ini. Itupun harus dengan strategi yang sangat tinggi.
Pesawat-pesawat ini tetap akan sangat berisiko terlebih jika ada cukup S-300 beroperasi sebagai bagian dari jaringan pertahanan udara terpadu. Jumlah dan lokasi penempatan S-300 akan membuat perbedaan besar. Yang menjadi persoalan lagi buat Amerika dan sekutunya adalah bahwa S-300 merupakan sistem mobile yang bisa bergerak dengan waktu singkat.