Naik Turun Hubungan China-Taiwan
Ibukota Taiwan

Naik Turun Hubungan China-Taiwan

taiwan 2

 

Presiden Taiwan Ma Ying-jeou akan bertemu Presiden China Xi Jinping di Singapura pada Sabtu 7 September 2015. Ini adalah pertemuan pertama kedua pemimpin sejak kedua wilayah berpisah setelah berakhirnya perang sipil pada 1949.

Taiwan oleh China masih dianggap sebagai bagian wilayah mereka. Hal ini menjadikan konflik antara keduanya masih terus terjadi.

Taiwan yang juga dikenal dengan nama Formosa adalah sebuah pulau yang terletak di lepas pantai tenggara China, antara Laut China Selatan dan Timur.

Imigrasi warga China ke Taiwan mulai pada abad ke-17. Pulau tersebut berada di bawah kendali China daratan setelah masa kolonial Belanda antara 1620-1620. Taiwan juga pernah diduduki Jepang antara 1895-1945.

Pada 1949, sekitar dua juta pendukung dari Partai Kuomintang (KMT) yang dipimpin Chiang Kai-shek melarikan diri ke Taiwan untuk mendirikan sebuah pemerintahan yang terpisah setelah kalah perang sipil menghadapi partai komunis pimpinan Mao Zedong.

Chiang memerintah pulau tersebut sampai kematiannya pada 1975 dan kepemimpinnya diteruskan oleh putranya Chiang Ching-kuo pada 1978.

Pada 1987, Chiang Ching-kuo mencabut status darurat militer yang telah berlaku salama 38 tahun, hanya enam bulan sebelum kematiannya pada tahun berikutnya.

Pada tahun 1991, pemerintahan darurat yang berlangsung selama 43 pun berakhir dan secara sepihak mengakhiri keadaan perang dengan China.

Lee Teng-hui, wakil Chiang, menggantikannya pada 1988. Lee adalah warga asli Taiwan pertama yang menjabat sebagai presiden dan ia juga menjadi presiden pertama Taiwan yang terpilih secara demokratis pada 1996.

Lee lebih menekankan kondisi Taiwan sebagai sebuah kawasan kepulauan, bukan pada soal kemerdekaan yang membuat gusar China dan AS sempat mengirim di Armada Ketujuh setelah Beijing menembakkan rudal uji ke Selat Taiwan.

AS tetap menjadi merupakan pemasok utama senjata ke Taiwan, meski secara politik telah mengalihkan pengakuan diplomatik dari Taipei ke Beijing pada 1979.

Pada 2000, Chen Shui-bian dari Partai Demokratik Progresif (DPP) yang pro-kemerdekaan, terpilih sebagai presiden, mengakhiri dominasi 51 tahun Partai Kuomintang, sehingga hubungan dengan China menjadi lebih tegang.

Namun, serangkaian skandal korupsi yang melibatkan Chen, keluarganya dan anggota senior DPP telah mencoreng citra partai dan menjadi penyebab utama kekalahannya pada pemilihan presiden Maret 2008.

Next: Angin Perubahan