Keputusan pemerintahan Obama pekan lalu untuk mengirim kurang dari 50 personel operator Pasukan Khusus ke Suriah untuk melatih kelompok militan anti-ISIL dinilai sejumlah pihak tidak mungkin memiliki dampak besar pada perang sipil di negara itu.
Seorang pejabat senior Pentagon kepada wartawan 30 Oktober mengatakan bahwa kekuatan mereka, yang berasal dari Amerika Serikat, akan berada di tempat dalam waktu satu bulan.
Kehadiran mereka akan dievaluasi kembali setelah periode “minggu ke bulan,” kata pejabat itu.
Personel pasukan khusus akan ditempatkan di Suriah utara, dan tidak akan mengambil bagian dalam serangan seperti yang telah dilakukan rekan-rekan mereka di Irak, kata pejabat itu. Salah satu alasannya karena pasukan AS belum memiliki hubungan erat dengan berbagai kelompok pemberontak Suriah dan tidak memiliki hubungan yang mirip dengan yang dengan pasukan keamanan Irak.
Pejabat itu membuka kemungkinan bahwa di masa depan pasukan AS bisa melakukan razia bersama dengan pasukan pemberontak Suriah, dan juga menegaskan bahwa Pentagon bersedia untuk memulai serangan tunggal melawan target ISIS bernilai tinggi di Suriah dan Irak.
Emma Ashford, dari CATO Institute yang berbasis di Washington tidak yakin dengan segelintir personel akan banyak mengubah situasi di darat. Secara simbolis, katanya, kehadiran jangka panjang pasukan AS di darat merupakan komitmen dari pemerintah.
“Ini agak aneh bahwa Gedung Putih, yang selalu gigih menentang pengiriman pasukan ke Suriah, akan membuat keputusan ini dengan begitu sedikit pasukan yang melakukannya,” kata Ashford sebagaimana dikutip Defense News Sabtu 31 Oktober 2015.
Untuk menghancurkan kelompok ISIS, presiden membutuhkan kekuatan tempur darat besar, mampu dan cukup termotivasi untuk merebut dan menguasai sejumlah besar wilayah. “Menyebarkan segelintir pasukan operasi khusus untuk Suriah tidak dapat membuat perbedaan yang menentukan,” kata Frederic Hof, mantan penasihat senior Suriah untuk pemerintahan Obama yang sekarang bergabung dengan Dewan Atlantik.
Namun ini pasukan khusus dapat memberi bantuan nyata pada pasukan anti-ISIL lokal.
Joshua Landis, Direktur Pusat Studi Timur Tengah di University Oklahoma, mengatakan pemerintah pada dasarnya didorong ke dalam tindakan ini karena dua hal yang memalukan. Yakni hadirnya Rusia di Suriah dan skandal klaim US Central Command yang menyebut ada kemajuan positif dalam serangan terhadap ISIS selama ini.
“Pengumuman Jumat tampak seperti sebuah aksi publisitas,” kata Landis. Mustahil segelintir pasukan operasi khusus akan membuat perbedaan, kata dia. Wilayah Suriah cukup luas dan Amerika tidak memiliki mitra yang kredibel di wilayah tersebut.