
Pemboman terhadap Rumah Sakit Doctors Without Borders di Kunduz, Afghanistan beberapa waktu lalu disebut-sebut karena adanya permintaan dari Green Baret, Pasukan Khusus Angkatan Darat Amerika. Permintaan dilakukan karena Amerika meyakini rumah sakit itu ada di bawah kendali Taliban.
Mengutip sejumlah sumber anonim, Associated Press melaporkan Senin 27 Oktober 2015 bahwa sebelum terjadi pemboman yang menewaskan sedikitnya 30 orang di sektiar rumah sakit terdeteksi keberadaan pasukan khusus tersebut.
Doctors Without Borders sendiri membantah bahwa pejuang Taliban telah merebut fasilitas. “Rumah sakit itu di bawah kendali [Doctors Without Borders]. Staf kami melaporkan tidak ada pejuang bersenjata di kompleks sebelum serangan udara, “kata Tim Shenk, juru bicara rumah sakit tersebut dalam sebuah email.
Juru bicara Angkatan Darat Mayor. Roger Cabiness, tidak membantah laporan AP tersebut. Tetapi melalui email dia menatakan bahwa masih ada beberapa investigasi yang sedang berlangsung dan bahwa “Masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan sebelum investigasi tersebut selesai.”
Dalam serangan udara yang dilakukan pada 3 Oktober 2015 lalu dilaprokan pesawat AC-130U dari Skuadron Operasi Khusus 4 menargetkan dan menembaki fasilitas dengan berbagai kombinasi senjata 25mm dan 40mm serta howitzer 105mm. Menurut orang-orang di darat serangan berlangsung selama hampir satu jam dan melibatkan empat pesawat perbeda. AC-130 yang secara tradisional mengitari target mereka dalam orbit yang luas. Pesawat ini berputar ke kiri untuk menyesuaikan sisi senjata mereka. AC-130 dikenal platform dukungan udara dan lebih sering beroperasi untuk tim operasi khusus.
Serangan itu, menurut laporan baru dari Doctors Without Borders, mengakibatkan 30 orang tewas.