Sejumlah negara yang berpotensi menjadi musuh AS seperti China, Rusia, dan Iran sedang mengembangkan kemampuan militer yang akan memungkinkan mereka untuk bersaing dengan kekuatan Amerika yang terus menyusut dan menua.
Sebuah laporan yang ditulis American Enterprise Institute and the Foreign Policy Initiative memperingatkan bahwa musuh AS telah memperkuat militer mereka dan membeli sistem senjata yang lebih murah di saat Amerika Serikat memotong anggaran pertahanan dan menunda pembelian peralatan baru. China dan Rusia telah meningkatkan anggaran pertahanan mereka hingga dua digit dalam beberapa tahun terakhir. Sementara Amerika Serikat mengurangi pengeluaran militernya sebanyak US$ 1 triliun pada satu dekade.
“Setelah tidak ada pengadaan sejak 1990-an dan penumpukan misi selama perang Irak dan Afghanistan, kemampuan militer Amerika telah menurun secara independen dan China, Rusia, dan Iran terus meningkatkan kemampuan,” kata laporan itu sebagaimana dikutip Freebeacon Selasa 20 Oktober 2015.
Laporn itu juga menyebutkan sejumlah negara ini telah menutup kesenjangan teknologi dengan Amerika Serikat.
Ukuran armada Angkatan Laut AS dan jumlah skuadron Angkatan Udara telah berkurang lebih dari setengah sejak akhir Perang Dingin. Dari 54 skuadron yang ada kurang dari setengah yang siap tempur.
Selain itu, beberapa pesawat Angkatan Udara telah digunakan selama lebih dari dua dekade, termasuk bomber jarak jauh B-52, A-10 Warthog, dan jet tempur F-15 Eagle.
“Ini pesawat tua yang sudah rentan ketika beroperasi melawan pesawat musuh dan sistem pertahanan udara yang canggih seperti pesawat tempur siluman J-20 China dan sistem rudal permukaan ke udara S-400 Rusia,” kata laporan itu. Rusia berencana memberikan S-300 ke Iran tahun depan. Artinya Iran pun juga telah mendekat ke kemampuan Amerika.