Pentagon Tegaskan Tolak Transfer 4 Teknologi Kunci untuk KFX

Pentagon Tegaskan Tolak Transfer 4 Teknologi Kunci untuk KFX

kfx

Pemerintah AS kembali menegaskan menolak permintaan Korea Selatan untuk mentransfer teknologi inti di pesawat siluman F-35 yang akan digunakan untuk membangun proyek pesawat tempur dalam negeri KFX.

Menteri Pertahanan AS Ash Carter menegaskan bahwa pemerintah Amerika tidak akan menyetujui permintaan Menteri Pertahanan Han Min-koo untuk transfer teknologi tersebut.

Mengutip pernyataan Departemen Pertahanan AS, Korean Times Jumat 16 September 2016 melaporkan, dalam pembicaraan yang dilakukan Kamis di Pentagon, Han meminta Carter mempertimbangkan kembali keputusan Washington sebelumnya yang tidak mau menyerahkan teknologi tersebut.

Menteri didampingi Presiden Park Geun-hye melakukan perjalanan ini secara khusus untuk merayu Amerika agar mau mengubah sikapnya itu.

Carter dalam pertemuan itu mengatakan akan mencari cara untuk memperkuat kerjasama teknologi dengan Seoul sebagai gantinya.

Penolakan AS diyakini akan menambah bahan bakar untuk kritik terhadap pemerintah Korea yang memilih Lockheed Martin F-35 sebagai jet tempur generasi berikutnya meskipun tahu tidak akan ada transfer teknologi.

Setelah Seoul gagal untuk membujuk Washington, proyek KFX diperkirakan akan goyah. Pemerintah mengatakan dapat mengembangkan teknologi yang diperlukan sendiri, tapi kemampuan Koera untuk itu diragukan.

Para pejabat setuju untuk mendirikan sebuah badan konsultatif untuk meningkatkan kerjasama di bidang teknologi pertahanan, termasuk proyek KFX.

Empat teknologi yang radar active electronically scaned array (AESA), Infra Red Search and Track (IRST), electronic optics targeting pod (EOTGP) dan radio frequency (RF) jammer.

Radar AESA akan membantu pilot mengidentifikasi musuh dalam pertempuran dan menemukan target di darat. Sementara IRST untuk mendeteksi dan melacak sinyal inframerah dari mesin atau rudal, peringatan pilot jika pesawat musuh telah menembakkan rudal.  Sedangkan EOTGP, untuk mendeteksi dan melacak target, membantu serangan pinpoint pilot terhadap sasaran darat. Fungsi dari RF jammer adalah untuk menutup peralatan elektronik musuh.

Di tengah keprihatinan menyusul penolakan AS, Dapa mengatakan akan mendorong kerjasama dengan perusahaan asing lainnya dalam mengembangkan radar AESA dan IRST, dan secara mandiri akan mengembangkan EOTGP dan RF jammers.

Menurut laporan yang disampaikan kepada kementerian pertahanan oleh Korea Institute of Science and Technology Evaluation and Planning (KISTEP) adalah mustahil untuk proyek KFX dilanjutkan jika gagal untuk mengamankan teknologi inti.

Badan bangsa untuk Pembangunan Pertahanan telah bekerja pada pengembangan radar AESA sejak tahun 2006 dengan perusahaan pertahanan LIG Nex1. Ia berencana untuk menyelesaikan proyek dengan 2021. Namun kritikus mengatakan bahkan jika itu berhasil, hampir tidak mungkin radar dapat dimasukkan ke dalam jet pada tahun 2025.