India yakin pada saatnya nanti ketika sudah siap tempur, Tejas buatan India akan mampu mengalahkan JF-17 Thunder milik Pakistan, tetangga sekaligus musuh bebuyutan India.
Tetapi hal itu akan bisa dilakukan jika Tejas sudah diinstal dengan radar active electronically scaned array (AESA), pengisian bahan bakar di udara, kemampuan tempur jarak jauh di luar jangkauan visual atau beyond visual range (BVR), dan sistem peperangan elektronik canggih.
Selain itu, pesawat tempur mesin tunggal ini harus terlebih dahulu melakukan 43 perbaikan dari 57 kelemahan yang terdeteksi dalam hal pemeliharaan, untuk memastikan pesawat dapat mendarat dan lepas landas lagi dalam waktu satu jam.
Seorang pejabat pertahanan India sebagaimana dikutip Time of India mengatakan semua perbaikan ini akan membutuhkan waktu setidaknya tiga tahun sekaligus mempepanjang lika-liku program jet tempur dalam negeri yang sudah berlarut-larut sejak pertama dimuncnulkan pada tahun 1983. Jika Hindustan Aeronautics berhasil meningkatkan tingkat produksi menjadi 12 jet dari delapan per tahun maka 120 Tejas yang direncanakan untuk dibeli IAF paling cepat akan dilantik pada 2026.

Pengembangan Tejas Mark-II, dengan mesin yang lebih kuat, pada gilirannya, mungkin baru akan bisa dilakukan 2024-2025 dengan produksi mengikuti. Akibatnya, Tejas Mark-II untuk IAF saat ini diusulkan untuk dibatalkan saja dan focus pada pengembangan Tejas. Selanjutny India akan focus pada pengembangan pesawat tempur menengah generasi kelima.
“DRDO-HAL sekarang akan sepenuhnya fokus memproduksi Tejas dengan upgrade besar serta merancang dan mengembangkan AMCA [advanced medium combat aircraft], yang harus mulai datang pada 2035 ketika Mirage-2000 dan MiG-29 mulai pensiun,” kata seorang pejabat.
Tejas tetap penting untuk mempertahankan kekuatan IAF yang turun hanya menjadi 35 skuadron tempur dan akan mencapai angka yang direnjakanan yakni 42 skuadron meski paling cepat baru tercapai pada tahun 2027 atau lebih. Dengan rentang yang terbatas yakni sekitar dari 400 km, Tejas akan difungsikan untuk “pertahanan udara” untuk melawan pesawat musuh yang msuk atau serangan udara ke darat untuk operasi mendukung Angkatan Darat.
“Tapi Tejas, setelah 43 perbaikan, akan lebih mampu dibandingkan JF-17, yang dibangun Pakistan dengan bantuan China,” kata seorang pejabat India.
“Tejas akan membantu dalam memasukkan kesenjangan yang lebih lanjut akan muncul setelah semua yang ada 10 MiG-21 dan empat MiG-27 skuadron pensiun pada tahun 2025. Ini tidak pernah dimaksudkan untuk menggantikan MMRCA (medium pesawat tempur multi-peran) seperti Rafale atau kelas berat Sukhoi-30MKI, “tambahnya.