Oklahoma kemungkinan menggunakan obat tidak sesuai dengan aturan resmi dalam hukuman terhadap narapidana perkara pembunuhan pada Januari.
Media lokal melaporkan Negara bagian itu menggunakan botol bertuliskan kalium asetat untuk menghukum mati narapidana Charles Warner, padahal yang seharusnya digunakan adalah kalium klorida.
Berdasarkan pernyataan Departemen Koreksi Oklahoma, yang dikutip harian tersebut, kalium klorida, sesuai dengan aturan resmi Oklahoma, terkait suntikan mematikan, obat untuk menghentikan kerja jantung.
Warner, yang dipidana karena memerkosa dan membunuh seorang bayi, mengatakan kalimat terakhir “badanku terbakar”, kata saksi di ruang kematian.
Pengacara Warner telah berupaya menghentikan eksekusi dengan mengatakan bahwa campuran obat yang digunakan otoritas Oklahoma menyebabkan rasa sakit dan penderitaan yang tidak semestinya.
Gubernur Mary Fallin mengatakan para petugas medis dan Departemen Koreksi telah menginformasikannya bahwa kedua obat tersebut bisa dipertukarkan. Ia juga mengatakan kekacauan obat yang digunakan pada September berkaitan dengan masalah serupa dalam eksekusi pada Januari.
Kesalahan ini terungkap setelah Oklahoma menghentikan tindakan eksekusi terhadap Richard Glossip yang dijadwalkan pada 30 September lalu, karena ditemukan fakta dua jam sebelum eksekusi bahwa mereka menerima kalium asetat, yang dikatakan oleh para ahli tidak sesuai dengan protokol suntikan mematikan yang seharusnya menggunakan kalium klorida.
“Selama diskusi penundaan eksekusi itu menjadi jelas bahwa Departemen Koreksi mungkin telah menggunakan kalium asetat dalam eksekusi Charles Warner pada Januari tahun ini,” kata Fallin dalam pernyataan.
Pengadilan Pidana Banding Oklahoma pada 2 Oktober lalu diminta menunda tiga eksekusi mendatang sehingga pemerintah dapat memeriksa campuran obat yang akan digunakan. “Negara memiliki kepentingan kuat untuk memastikan seluruh protokol eksekusi diikuti secara ketat,” kata Jaksa Agung Scott Pruitt awal minggu ini.
Oklahoma sudah merombak protokol eksekusi setelah pelaksanaan suntikan mematikan tahun lalu menuai kritikan luas. “Kami tidak percaya Oklahoma bisa melakukannya dengan benar atau mengatakan kebenaran,” kata salah satu pengacara Glossip, Dale Baich.
Warner adalah satu-satunya narapidana yang dieksekusi mati di negara bagian tersebut sejak kasus suntikan mematikan terhadap terdakwa pembunuhan Clayton Lockett pada April 2014.
Lockett terlihat menggeliat-geliat di brankar setelah staf eksekutor gagal menyuntikkan obat di nadinya. Eksekusi dibatalkan namun ia meninggal sekitar 45 menit kemudian karena bahan kimia dalam suntikan tersebut terakumulasi dalam jaringannya.