China telah meluncurkan versi terbaru dari jet tempur J-31 “Gyrfalcon” yang diharapkan akan bisa masuk pasar internasional dalam lima tahun ke depan. Demikian dilaporkan Jaringan Militer Sina yang berbasis di Beijing.
Model terbaru dari J-31 sebuah pesawat tempur multirole generasi kelima kursi tunggal, bermesin ganda, yang dikembangkan oleh Shenyang Aircraft Corporation – baru-baru ini dipamerkan di China Aviation Expo di Beijing 16-19 September
Dengan ekor didesain ulang, aerodinamis dan siluman kemampuan J-31 dikatakan sudah melampaui kemampuan jet tempur tradisional dan segera akan memiliki sistem avionik upgrade. Mesin buatan Rusia RD-93 yang digunakan saat ini rencananya akan digantikan dengan mesin WS-13 buatan China yang lebih mampu
J-31 dilaporkan mencapai kecepatan maksimum Mach 1,8 dan radius tempur 2.000 kilometer, pada dasarnya memenuhi persyaratan jet berbasis kapal induk. Selain itu, pesawat ini dikatakan telah dirancang untuk bertahan hidup tinggi, serta kemampuan tidak terdeteksi radar dan infra merah dan memiliki penanggulangan elektronik yang sangat baik. Stealth fighter ini juga memiliki deteksi target kuat dan pengumpulan informasi fungsi eksternal, yang berarti akan memiliki kemampuan tempur udara yang kuat dapat menyerang baik darat dan laut target.
Perkembangan J-31 telah sangat cepat karena didasarkan. Pesawat ini telah dituduh banyak pihak sebagai hasil mencuri teknologi F-35 Lightning Amerika.
J-31 diharapkan untuk menyelesaikan tes penerbangan dalam lima tahun ke depan dan dipromosikan ke pasar internasional segera sesudahnya. Pada tahun 2024, China bisa memasarkan J-31 sebagai pengganti saat JF-17 Block II yang dikembangkan bersama Pakistan.
Terlepas dari kemampuan canggih, titik utama penjualan J-31 adalah harga rendah, yang bahkan mungkin lebih murah daripada beberapa jet tempur generasi keempat yang ada di pasar sekarang ini. Ada juga kabar bahwa J-31 akan berkembang ke beberapa varian, termasuk model kapal induk dan bomber.
