US Air Combat Command mungkin memiliki sedikit F-22, tetapi metode baru yang dikenal dengan “Rapid Raptor” terbukti sukses untuk membawa jet tempur siluman ini ke misi tempur di manapun dalam waktu hanya 24 jam. Rapid Raptor merupakan misi empat F-22 dengan satu Boeing C-17 yang membawa lengkap pilot, pengelola, bahan bakar dan senjata. Kelompok in bisa segera diberangkatkan ke wilayah manapun dan mencapai titik yang dituju dalam waktu 24 jam. Rapid Raptor diterapkan terakhir ketika Angkatan Udara Amerika mengirim empat F-22 Raptor ke Eropa dengan mendarat pertama di Jerman. Menurut Kepala ACC Gen Herbert “Hawk” Carlisle, teknik ini telah terbukti berhasil pada penyebaran baru-baru ini di Asia-Pasifik dan teater Eropa dan bisa membantu angkatan udara memenuhi komitmen operasional di seluruh dunia bahkan ketika kekuatan tempurnya menyusut. “Kami sedang bekerja pada Rapid Raptor berikutknya,'” katanya di Pusat Studi Strategis dan Internasional di Washington pada 18 September 2015. “Jika kita memiliki kekuatan udara yang cepat akan memiliki efek yang besar untuk menjamin teman-teman dan mitra serta memiliki efek jera pada lawan potensial dan aggressor,” tambahnya sebagaimana dikutip Flightglobal Minggu 20 September 2015. Carlisle menambahkan jika nanti Boeing KC-46 tanker resmi masuk opersional maka akan semakin mendukung misi ini mengingat pesawat itu juga dapat membawa kargo serta melakukan pengisian bahan bakar udara. Banyak dari skuadron tempur Amerika saat ini berada di bawah tekanan yang signifikan karena minimnya anggaran dan menyusutnya armada. Selain juga keterlambatan berlarut-larut dari F-35 yang diharapkan akan menjadi pesawat yang menggantikan banyak platform dari F-16 hingga F-15. Angkatan Udara saat membeli pesawat lebih sedikit daripada senjata yang dibeli Angkatan Darat dan Angkatan Laut, dan pejabat memikirkan berbagai opsi untuk mengimbangi penuaan dan penyusutan kekuatan. Carlisle mengatakan pengenalan teknologi baru adalah salah satu cara untuk mengimbangi potensi ancaman.

Posted inMILITARY