Selex ES Luncurkan Sistem Pembajak Drone

Selex ES Luncurkan Sistem Pembajak Drone

[youtube id=”wgTKhZ7ZLVI” width=”600″ height=”340″ position=”left”]

Perusahaan pertahanan Inggris Selex ES, Selasa 15 September 2015 meluncurkan sebuah sistem perisai elektromagnetik yang dirancang untuk melawan drone.

Setelah tiga tahun pembangunan, sistem Selex’s Falcon Shield ini membuat debut publik selama Pameran International Pertahanan dan Keamanan di London.

Selex sepertinya fokus untuk menawarkan sistem ini kepada swasta guna melindungi areanya dari drone komersial yang banyak dibeli orang. Perusahaan tidak menjelaskan secara detail apakah teknologi ini dikembangkan bersama militer meski sistem ini juga bisa dikembangkan untuk kebutuhan itu.

Selex mengatakan bahwa sistem tidak saja hanya mampu mendeteksi keberadaan drone tetapi juga membajaknya untuk mengambil alih kendali untuk dilakukan tindakan selanjutnya. “Perang elektronik adalah kemampuan untuk mengendalikan spektrum elektromagnetik,” kata Stephen Williams, Manajer C-UAV di Selex ES sebagaimana dikutip Sputnik Rabu 16 September 2015.

“Ini tentang penginderaan target musuh secara pasif menggunakan frekuensi radio sehingga musuh tidak tahu kalau Anda sudah bisa mendeteksi mereka dan kemudian menemukan cara untuk melawan target itu.”

“Solusi kami ini akan cocok untuk semua ukuran. Untuk melindungi perusahaan yang ada di tengah kota hingga fasilitas nuklir besar.”

Maraknya penjualan drone komersial saat ini memang memunculkan sejumlah kekhawatiran karena sulitnya mengontrol pesawat tanpa awak tersebut. Dikhawatirkan drone harga murah ini bisa dijadikan sebagai pembawa bom untuk menyerang target.

Gedung Putih bahkan beberapa kali dibuat kelabakan karena drone kecil jatuh di area tersebut. Selain itu ada juga kasus drone kecil terbang terlalu dekat dengan Barack Obama saat main golf di Florda.  Sementara seorang pria ditahan pada bulan Mei karena mencoba untuk menerbangkan sebuah pesawat tak berawak di dekat Gedung Putih. Dan yang yang paling terkenal, ada drone yang jatuh di halaman Gedung Putih pada bulan Januari.

Sementara di Jepang, seorang pria mendaratkan pesawat tak berawak kecil di atap kantor Perdana Menteri Shinzo Abe pada bulan April.