Marinir AS Ciptakan Amfibi Segarang Main Battle Tank

Marinir AS Ciptakan Amfibi Segarang Main Battle Tank

Assault-Amphibious-Vehicle-AAV-7Sejumlah pakar teknologi perang saat ini sedang berusaha keras untuk meningkatkan kemampuan kendaraan amfibi agar tetap bisa diandalkan di abad ke-21 ini.

Kendaraan amfibi atau Amphibious Assault Vehicle (AAV) masih menjadi andalan Marinir untuk membawa pasukan dari kapal ke darat secara aman. Tetapi kelemahannya kemampuan tempur alat ini belum ganas.

Untuk itu Korps Marinir Amerika Serikat saat ini tengah menjalankan sebuah program untuk menjadikan AAV sebagai alat serbaguna. Memiliki kemampuan darat dan air serta daya gempur yang tangguh di segala medan dan perlindungan maksimal kepada personel. Amphibious Assault Vehicle di abad 21 ini harus mampu menjelma sebagai amphibious combat vehicle (AAC)

Dan potensi kendaraan yang dieksplorasi adalah Ultra-Heavy Amphibious Conector (UHAC). Kendaraan yang bisa beroperasi di darat dan air. Sebuah model saat ini sedang menjalani pengujian setengah skala sedang menjalani pengujian dan versi berukuran penuh memiliki potensi tiga kali lebih besar dibandingkan Ship to Shore Connector (SSC) dengan jangkauan lebih dari 200 mil laut.
Bukan hanya daya jangkau di laut, kendaraan ini juga diupayakan memiliki ukuran yang lebih besar sekelas main battle tank tetapi memiliki beban yang lebih kecil seperti kendaraan tempur lapis baja. Alat tempur baru ini nanti diharapkan bisa bergerak ke pantai pada jarak lebih dari 100 nautical km dengan kecepatan hingga 25 knot.
Untuk mengatasi masalah mobilitas di darat baik medan pasir maupun lumpur juga sedang mengembangkan roda kendaraan tempur amfibi yang lebih dinamis. Bisa bergerak lebih cepat, mematikan, dan tetap memberikan perlindungan kepada personel.

“Kemampuan ACV untuk beroperasi di pasir, salju, lumpur, dan kemampuan untuk memanjat akan lebih unggul dari AAV saat ini,” kata Kolonel Christopher Woodbridge, The Corps’ lead for the Ground Combat /Tactical Vehicle Strategy Planning Amerika Serikat.

Seiring dengan mobilitas dan suspensi kendaraan yang lebih baik, ACV juga memiliki kemampuan untuk bergerak keluar dari zona bahaya. Meski dalam keadaan kehilangan roda. “Salah satu hal yang kami alami di Irak dan Afghanistan adalah bahwa truk taktis seberat tujuh ton milik kami yang sebenarnya tidak memiliki kemampuan menahan bom ternyata lebih bisa selamat karena kemampuan ground clearance yang lebih tinggi,” kata Brigjen. Jenderal William Mullen, director, Capabilities Development Directorate dalam sebuah video wawancara April 2014.

“ACV ini akan lebih mematikan. Akan lebih cepat, pasukan di dalam akan lebih terlindungi.”

Menurut Woodbridge, Marinir Amerika berharap menerjunkan ACV pada tahun 2017 dengan kemampuan operasional awal tahun 2020. Sampai ACV yang menerjunkan, Korps berencana untuk mempertahankan dan meningkatkan sejumlah AAV yang akan diupgrade hingga bisa tetap beroperasi hingga 2035.
Sumber: defencetalk.com

2 Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Comments are closed