Jet-jet tempur dan helikopter Rusia akan segera tiba di Suriah untuk mengambil bagian dalam perang melawan ISIS. Sedangkan pasukan ekspedisi Rusia telah tiba di negara yang dilanda perang saudara ini dan telah mengambil posisi di sebuah pangkalan di dekat Damaskus.
Ribuan personil militer Rusia direncanakan akan tiba di Suriah dalam beberapa minggu ke depan termasuk instruktur, penasihat, personil logistik, tenaga teknis, anggota divisi perlindungan udara, dan pilot.
Dilaporkan i24news.tv Selasa 1 September 2015, mengutip media Israel Ynet menyatakan bahwa kehadiran pilot Rusia pada operasi misi tempur akan menjadi tambahan kekuatan yang signifikan untuk melawan ISIS yang terus bergerak maju ke sejumlah daerah.
Ynet menyebutkan tujuan Rusia untuk menyerang ke ISIS bukan karena bergabung dengan koalisi pimpinan Amerika. Tetapi Moskow melakukan hal ini karena ingin melindungi kekuasaan Assad.
Ynet juga menulis, meski Rusia menyatakan tidak ada niat untuk menentang Israel, tetapi keberadaan jet-jet tempur itu diyakini akan mengganggu kebebasan pesawat Israel yang selama ini bebas keluar masuk Suriah untuk menyerang sejumlah target milik Suriah.
Serangkaian negosiasi baru-baru ini dilaporkan antara Rusia dan Iran, terutama fokus pada ancaman ISIS yang akan mengganggu rezim Assad. Komandan Pasukan Quds Iran Mayor Jenderal Qasem Soleimani baru-baru ini mengunjungi Moskow dalam rangka pembicaraan masalah ini dan mencapai sejumlah keputusan strategis yang intinya adalah untuk mempertahankan kursi kekuasaan Assad dengan segala cara.
Amerika Serikat juga telah berkonsultasi dengan rezim Iran tentang upaya melawan ISIS. Hal ini dinilai Ynet menunjukkan bahwa Amerika telah memandang Iran sebagia pemain penting di Timur Tengah. Kerjasama antara AS dan Iran memiliki dua fokus utama: Pertama adalah provinsi Anbar, di mana Irak telah gagal memukul mundur ISIS dan kedua di Mosul, di mana Irak juga belum mampu merebut kota tersebut.
Sumber-sumber diplomatik Barat telah menekankan bahwa pemerintahan Obama sepenuhnya menyadari maksud Rusia untuk campur tangan secara langsung di Suriah, namun belum mengeluarkan reaksi apapun.
Ynet melaporkan bahwa Rusia telah secara konsisten mengirim pasokan senjata ke Suriah selama perang sipil, kedatangan pasukan Rusia ini dimaksudkan untuk melatih dan memperlengkapi pasukan perang Assad yang telah babak belur karena melawan harus melawan dua kekuatan yakni ISIS dan pemberontak anti Assad.