Salah Hitung, Anggaran Bomber Baru AS Naik Rp347 Triliun
Konsep bomber jarak jauh Lockheed Martin

Salah Hitung, Anggaran Bomber Baru AS Naik Rp347 Triliun

b-3

Belum lagi dimulai anggaran untuk pembangunan bomber siluman generasi baru atau yang dikenal dengan Long Range Strike Bomber (LRSB) Angkatan Udara Amerika sudah membengkak menjadi US$58,2 miliar (sekitar Rp809 triliun) untuk 10 tahun ke depan, naik dari estimasi tahun sebelumnya sebesar US$33,1 miliar. Atau naik US$25 miliar (sekitar Rp347,5 triliun).

Kenaikan ini muncul dalam laporan Angkatan Udara kepada Kongres dan membuat Jackie Speier anggota kongres  dari California, menuntut jawaban dari Sekretaris Angkatan Udara Deborah Lee James dan Mark Umum Welsh terkait hal itu.

Angkatan Udara pun buru-buru menjawab bahwa kenaikan hingga US$25 miliar sebagai kesalahan hitung dan mengatakan biaya seharusnya adalah US$41,7 miliar atau naik “hanya” US$4,6 miliar.

“Kami juga terkejut dengan kenaikan itu. Dan ini adalah kesalahan perhitingan karena ada beberapa anggaran yang sama,” kata Welsh sebagaimana dikaporkan Blake Stilwell, We Are The Mighty..

Kesenjangan harga untuk pesawat baru adalah penganggaran semrawut lain oleh Kekacauan perhitungan menjadi hal yang kerap terjadi yang mengakibatkan kenaikan tak terkendali program senjata. Salah satunya program F-35 Joint Strike Fighter yang anggarannya menjadi sangt mahal. Bahkan menjadi yang paling mahal dalam sejarah pengadaan senjata oleh Pentagon.

Hal serupa juga terjadi pada program F-22 Raptor yang akhirnya dihentikan produksinya hanya pada 187 pesawat antara 1996 dan 2011 dengan biaya masing-masing US$157 juta.

LSRB nantinya diperkirakan akan seharga US$ 500 juta per pesawat, dengan total biaya US$55 miliar untuk menggantikan 77 B-52  yang pertama kali dikembangkan pada tahun 1955) dan 21 B-2 yang dibangun tahun 1989.