Ada cerita buruk tentang Agustus yang seperti menjadi kutukan bagi Rusia. Banyak hal-hal buruk yang terjadi di masa lalu pada bulan kedelapan ini.
Pada bulan Agustus 1991, kelompok garis keras komunis berusaha untuk menggulingkan Presiden Soviet Mikhail Gorbachev. Kudeta gagal dan Uni Soviet pecah. Satu tahun kemudian, separatis Abkhazia melakukan perang kemerdekaan dari Georgia. Pada bulan Agustus 2008, Rusia dan Georgia terlibat perang.
Pada bulan Agustus 1998, sistem perbankan Rusia kacau. Rubel runtuh dan Moskow harus melunasi banyak utang. Dua tahun setelah itu di bulan Agustus pula serangan teroris terjadi di Moskow menewaskan 13 orang .
Tiga hari kemudian, kapal selam nuklir K-141 Kursk tenggelam ke dasar Laut Barents dengan menewaskan semua personelnya.
Orang telah menyebut Sindrom Agustus Hitam atau ‘Black August Syndrome’. Sergey Naryshkin – kepala Duma State, atau semacam DPR Rusia – baru-baru ini menulis sebuah editorial di mana ia menyebut Agustus sebagai bulan provokasi.
Sergey menyinggung pengaruh Barat ada di balik gejolak Rusia pada bulan Agustus, serangkaian insiden yang tidak menyenangkan dari sejarah.
Stratfor – sebuah think tank geopolitik Amerika- menanggapi artikel Naryshkin sebagai gambaran Rusia yang tampaknya akan mengantisipasi keterlibatan AS yang lebih besar di Ukraina dan merencanakan meningkatkan pertahanannya guna menghadapi pukulan berikutnya. Moskow sensitif – jika tidak disebut paranoid – setelah gagal mengantisipasi pemberontakan di Ukraina yang menyebabkan jatuhnya pemerintah pro-Rusia dan mengantar negara itu menjadi pro Barat.