
Filipina mengakui tidak akan mampu meningkatkan secara penuh kekuatan militer mereka. Jikapun ada upgrade maka itu akan dilakukan dengan sangat hemat meskipun negara mengusulkan peningkatan 25% anggaran militer mereka.
“Tujuan dari memperbarui dan modernisasi angkatan bersenjata kita adalah proses yang panjang dan melelahkan,” kata Menteri Pertahanan Voltaire Gazmin pada upacara komisioning 10 helikopter baru yang diperoleh angkatan udara.
“Itu berarti kita harus hemat dan memperoleh platform yang handal dengan biaya yang sangat wajar sesuai sumber daya keuangan kami yang sedikit.”
Sejak Presiden Benigno Aquino menjabat pada pertengahan 2010, Filipina telah mengakuisisi dua kapal penjaga pantai bekas milik Amerika, tiga kapal pendarat dari Australia dan Korea Selatan dan tujuh helikopter UH-1H.
Kenaikan anggaran pertahanan diminta setelah China semakin agresif dalam klaim sebagian besar wilayah Laut China Selatan, termasuk membangun pulau-pulau baru di kepulauan Spratly dan mengambil kontrol yang efektif dari Scarborough Shoal.
Bahkan dengan peningkatan anggaran, pemerintah masih harus membagi sumber antara pertahanan eksternal dan ancaman internal seperti pemberontakan dan bencana alam.
Sebagaimana dikutip Reutes Senin 17 Agustus 2015, Komandan Angkatan Udara Filipina Letnan Jenderal Jeffrey Delgado mengatakan sepuluh helikopter baru akan digunakan untuk mengatasi masalah keamanan internal
Militer mengharapkan pengiriman pesawat tambahan tahun ini termasuk dua dari 12 jet tempur FA-50 yang dipesan dari Korea Selatan.
Delgado mengatakan FA-50S akan menjadi “pesawat transisi” ke arah jet tempur garis depan yang lebih kuat.