Jatuhnya pesawat ATR 42-300 IL257 Trigana Air yang membawa 49 orang terdiri dari 44 orang dewasa, dua anak dan tiga bayi, serta kru lima orang menambah catatan panjang kecelakaan yang dialami operator ini.
Keterangan pers bersama Kementerian Perhubungan menyebutkan lokasi jatuhnya pesawat telah ditemukan di Kampung Distrik 3 Okbape, Kabupaten Pegunungan Bintang Papua.
Sebelum kecelakaan yang terjadi pada 16 Agustus 2015 pesawat milik perusahaan penerbangan swasta ini telah terlibat dalam 19 insiden keamanan sejak tahun 1992, yang mengakibatkan delapan pesawat harus dihapuskan, 11 yang lain mengalami kerusakan berat.
Menurut Flightglobal’s Ascend Fleets sebelum kecelakaan ini serentetan kecelakaan telah mengakibatkan 14 penumpang dan sembilan awak meninggal. Data Ascend menunjukkan bahwa kecelakaan paling serius yang melibatkan operator ini terjadi pada 17 November 2006, ketika sebuah DHC-6 Twin Otter Trigana jatuh di Gunung Gergaji menewaskan sembilan penumpang dan tiga awak.
Sebelum kecelakaan IL257, kecelakaan terakhir terjadi pada tanggal 11 Januari 2015, ketika sebuah Twin Otter kehilangan kendali saat mendarat di bandara Enarotali Papua. Tidak ada korban tetapi pesawat keluar landasan pacu menyebabkan bagian hidung rusak parah.
Sejumlah pesawat milik Trigana telah hilang atau rusak berat dalam kecelakaan sejak tahun 1992 termasuk sebuah Antonov An-72, satu ATR 42-300 (belum termasuk jatuh pada 16 Agustus), 13 Twin Otter, dan tiga Fokker F27.
Sebelumnya terjadi tanggal 11 Februari 2010 dengan pesawat ATR 42-300 registrasi PK-YRP. Setelah terjadi masalah dengan mesin kiri pada pendekatan akhir ke Samarinda, kru memilih untuk mengalihkan pendaratan ke Balikpapan menggunakan satu mesin saja.
Sepuluh menit kemudian, saat menuju ke Balikpapan, kedua mesin gagal. Awak melakukan pendaratan darurat di lapangan. Dari 46 penumpang dan enam awak, satu penumpang terluka. Pesawat itu dihapuskan.
Data Ascend menunjukkan bahwa 11 dari 19 kecelakaan Trigana terjadi saat mendarat, sementara hanya tiga terjadi dalam perjalanan. Trigana mengoperasikan 17 pesawat: delapan Boeing 737 model tua, lima ATR 42-300, tiga ATR 72-200, dan satu Twin Otter.
Trigana melayani baik penumpang dan kargo layanan terjadwal dan charter domestik dari basis utama bandara Halim Jakarta ke lebih dari 20 bandara di seluruh Indonesia. Banyak Trigana disewa untuk mendukung industri pertambangan, minyak dan gas, dan termasuk operasi helikopter lepas pantai.