Bomber Rusia dan China Tingkatkan Nafsu Amerika

Bomber Rusia dan China Tingkatkan Nafsu Amerika

160 13Amerika, Rusia,  dan China tengah berkejaran untuk membangun bomber generasi baru atau yang dikenal dengan Long-Range Strike Bomber (LRSB). Tetapi hal ini bukan menunjukkan awal dari perang dingin. Tetapi karena bomber menjadi asset penting sebuah negara yang memang sudah saatnya untuk diperbarui di negara-negara tersebut.

Pensiunan Angkatan Udara AS Letnan Jenderal David Deptula, yang sekarang bergabung sekarang dekan Asosiasi Angkatan Udara Mitchell Institute dalam sebuah wawancara dengan wartawan pekan ini menjelang peluncuran “Beyond Bomber” mengatakan LRS-B harus dilihat sebagai aset nasional dan prioritas anggaran, karena kemampuannya sangat diperlukan dan saat ini telah terkikis dalam persediaan angkatan udara karena penuaan.

“Minat mereka [China dan Rusia] untuk mengejar kemampuan ini didasari pentingnya kemampuan bagi negara-negara yang ingin bersaing dengan kami sebagai negara adidaya,” katanya. “Berdasarkan fakta mereka berusaha untuk mendapatkan pesawat ini, maka poin ini harus diperhatikan.”

Komentarnya mengacu pada kebangkitan Rusia yang merencanakan untuk memasukkan kembali Tupolev Tu-160 “Blackjack” ke garis produksi dan secara bersamaan mengembangkan dari bomber strategis generasi selanjutnya yang dikenal dengan PAK DA. Sementara China juga tengah berlari untuk mengganti bomber Xian H-6K.

Deptula menunjukkan bahwa 87% dari saat ini kekuatan bomber AS tidak dirancang untuk menjadi siluman, dan pesawat termuda, B-2 Northrop Grumman masuk layanan pertama pada tahun 1997.

Next: Dilema Biaya