Setelah perjalanan yang begitu panjang, 10 jet tempur F-35B milik Marine Fighter Attack Squadron 121 (VMFA-121),Korps Marinir AS akhirnya dinyatakan telah siap tempur.
Keputusan itu dibuat oleh Komandan Korps Marinir Jenderal Joseph Dunford.
“Saya senang mengumumkan bahwa VMFA-121 telah mencapai kemampuan operasional awal di F-35B, seperti yang didefinisikan oleh persyaratan yang digariskan dalam Juni 2014,” kata Dunford dalam sebuah pernyataan.
Clearance ini menandai tonggak penting untuk program F-35 yang telah menyedot anggaran hingga US$391 miliar dan penundaan berlarut-larut. Deklarasi ini menjadikan Marinir menjadi militer pertama di dunia yang menggunakan F-35 dengan status operasional awal.
F-35B adalah salah satu dari tiga varian desain pesawat tempur multi-peran dibangun sejak tahun 2001. Pesawat ini dapat lepas landas dari landasan pacu pendek seperti helikopter.
“Kemampuan F-35B untuk melakukan operasi dari landasan ekspedisi atau operator berbasis laut memberikan bangsa kita kemampuan pesawat tempur generasi kelima pertama, yang akan mengubah cara kita berperang dan menang,” kata Dunford dalam laporan yang sama sebagaimana dikutip Reuters
Korps Marinir berencana untuk mengirim skuadron F-35B ke Iwakuni, Jepang, pada bulan Januari 2017. Marinir berencana membeli total 420 F-53 jet yang merupakan gabungan dari 340 B dan 80 model C.
Meskipun jet telah dinyatakan operasional, tetapi pesawat ini belum mencapai bentuk akhir mereka. Kemampuan lebih, termasuk penggunaan senjata, masih terus dikembangkan dengan direncanakan akan mencapai kemampuan akhir pada 2017.
Dengan total biaya hampir US$ 1 triliun, F-35 Joint Strike Fighter telah menjadi program senjata paling mahal dalam sejarah Pentagon.
Di masa depan F-35 Marinir ini akan menggantikan tiga platform yang ada yakni AV-8B Harrier, F / A-18 Hornet, dan EA-6B Prowler.
Transisi VMFA-121 ini akan diikuti oleh arine Attack Squadron 211 (VMA-211), sebuah skuadron yang selama ini mengawaki AV-8B, yang dijadwalkan akan mulai transisi ke F-35B pada tahun fiskal 2016. Sedangkan pada 2018, VAM-311 akan melakukan transisi ke pesawat yang sama.