Sejumlah jet tempur Turki pada Jumat 24 Juli 2015 pagi mengempur posisi ISIS di wilayah Suriah. Ini adalah kali pertama dilakukan Turki setelah setahun lebih kampanye udara koalisi pimpinan Amerika Serikat.
Turki akhirnya turun tangan setelah terjadi pertempuran di wilayah perbatasan yang mengakibatkan seorang tentara Turki tewas.
Kantor Perdana Menteri Turki menyebutkan tiga jet tempur F-16 mereka lepas landas dari kota Diyarbakir dan melakukan serangan bom pada dini hari terhadap tiga target posisi ISIS, dan menjatuhkan empat bom, demikian isi pernyataan itu.
Keputusan untuk meluncurkan serangan udara diambil pada pertemuan para pejabat keamanan di Ankara pada Kamis malam dipimpin oleh Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu.
“Dalam konteks ini operasi udara dilakukan terhadap sasaran milik ISIS dalam perbatasan Suriah,” kata pernyataan itu.
“Tiga dari jet tempur F-16 kami menyerang tiga target Daesh [sebutan ISIS]. Pemerintah Republik Turki bertekad untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi keamanan nasional,” demikian isi pernyataan dari kantor PM Turki itu.
Serangan bom udara tersebut merupakan yang pertama dilakukan oleh angkatan udara Turki terhadap ISIS sejak kelompok itu memulai perluasan mereka di Irak dan Suriah pada 2013 dan merebut kendali dari sejumlah bagian wilayah sampai ke perbatasan Turki.
Serangan udara itu dilakukan setelah seorang tentara Turki tewas dan dua sersan lainnya terluka pada Kamis akibat serangan dari lima militan ISIS di sisi perbatasan Suriah. Empat tank Turki dari kelima brigade lapis baja merespon dengan melepaskan tembakan ke beberapa target ISIS di Suriah dalam bentrokan lintas perbatasan antara kedua belah pihak.
Pertempuran itu meletus setelah pembunuhan 32 orang dalam serangan bom bunuh diri pada Senin di sebuah kota Turki di perbatasan Suriah, di mana serangan itu diduga dilakukan kelompok ISIS.
Pertempuran tersebut juga menjadikan Turksi akhirnya mengizinkan pesawat koalisi menggunakan pangkalan mereka.