Senjata terbaru AS yang disebut Pentagon state-of-the-art dinilai oleh pakar keamanan nasional Amerika tidak akan mampu bertahan dalam perang sesungguhnya.
“Pentagon berbicara tentang inovasi militer untuk menangani ancaman campuran tetapi dengan mengejar program senjata mahal di masa yang berbahaya. Tidak hanya sistem senjata yang tidak memberikan penyelesaian konflik saat ini bahkan bisa menjadi kerentanan yang dieksploitasi oleh musuh Amerika selama masa perang, ” kata P.W. Singer dan August Cole dua analis pertahanan.
Dua pakar ini mencatat laporan bocor yang menyebutkan F-35 tidak bisa berbuat banyak ketika melakukan tempur udara simulasi dengan F-16. Pesawat yang dilahirkan empat dekade yang lalu ternyata tidak mampu dikalahkan oleh F-35 Lightning II, pesawt siluman dengan harga satu unitnya US$100 juta.
Sementara penundaan, kerusakan dan pembengkakan biaya dari jet tempur F- 35 telah menjadi masalah klasik yang terus terjadi.
F-35 tidak dibangun dan tidak dirancang untuk berperang di jarak dekat. Pentagon dan produsen jet, Lockheed Martin Aeronautics, mungkin mencoba untuk meyakinkan diri mereka sendiri dan orang-orang bahwa F-35 tidak akan terlibat dalam dogfights.
Tapi Amerika Serikat telah melupakan pengalamannya sendiri ketika dengan gagah mengirimkan F-4 Phantom ke perang Vietnam tanpa senjata yang diperlukan untuk dogfights dan mengandalkan rudal jarak jauh. Faktanya pesawat itu kedodoran bahkan bisa ditembak jatuh MiG-21 yang dibuat pada 1959. Setelah itu Pentagon baru memasang sistem senjata pada Phantom untuk pertarungan jarak pendek.
“F-35 akan menjadi sistem senjata terbaru Amerika yang akan mengalami kenyataan pahit dalam pertempuran nyata,” kata P.W. Singer dan August Cole.
Begitu juga dengan sistem senjata lain. Dua analisis ini mengangkat masalah proyek pesawat KC-46 tanker senilai masing-masing US$190 juta. Pesawat ini bahkan tidak dilengkapi dengan sistem pertahanan untuk melindunginya diri dari ancaman tingkat menengah. Mereka diharapkan untuk masuk layanan pada tahun 2018. Demikian juga dengan proyek kapal perang senilai US$479 juta yang tidak tidak akan bertahan dalam pertempuran yang sebenarnya.
“Di sini sekali lagi, Pentagon menganggap kapal atau pesawat tidak akan berada dalam pertempuran yang mereka rencanakan sendiri. Seolah-olah musuh tidak berbuat apa-apa,” para analis mengatakan sebagaimana dikutip Ria Novosti Kamis 23 Juli 2015.