Apakah Jet Tempur KF-X Akan Berakhir Menjadi Kutukan?
Desain KF-X

Apakah Jet Tempur KF-X Akan Berakhir Menjadi Kutukan?

kf-xProgram pesawat tempur akan menghadapi dua pilihan. Dia bisa menjadi sebuah berkah, tetapi juga bisa menjadi sebuah kutukan menyakitkan. Bahkan dua hal itu juga berlaku untuk lima negara elite yang telah sukses dalam produksi pesawat tempur.

Keberadaan proyek Korea Fighter Experimental  (KFX ) yang dibangun Korea Selatan dengan Indonesia pun akan berada di ujung dari dua hal itu. Sulitnya, baik Korea Selatan, terlebih Indonesia adalah negara yang masih berada jauh di luar lima negara berpengalaman.

Marc Devore, seorang dosen dari Universitas St Andrew di Skotlandia, mencatat proyek ini sebagai hal yang ekstrem dan sangat berisiko. Hal itu dia ungkapkan dalam

pertemuan dengan para ahli dan pejabat pertahanan di Seoul beberapa waktu lalu. Insinyur Korea Selatan telah memulai proses yang sulit untuk merancang pesawat pada tahap R & D dengan biaya US$ 8 miliar. Puluhan miliar dollar di bawah program F-35 yang Korea Selatan tengah mempertimbangkan untuk membeli sekitar 60 jet tempur itu dengan biaya sekitar US$100 juta setiap unit.

Faktanya adalah bahwa hanya lima negara yakni , Amerika Serikat, Uni Soviet / Rusia, Prancis, Swedia dan Inggris, telah memiliki latar belakang, keterampilan dan keahlian untuk mengembangkan, membuat dan memasarkan pesawat tempur yang dapat beroperasi secara efektif dan cukup menjual di pasar global. Jerman dan Jepang pada masa lalu memang dikenal dengan kemampuan produksi pesawat tempur, tetapi setelah sekian lama tidak digunakan kemampuan itu seperti hilang.

Dengan kesuksesannya, lima negara ini kemudian membenarkan untuk menempatkan anggaran tinggi pada program pesawat tempur mereka. Karena mereka yakin akan mampu menciptakan teknologi canggih yang membius dan menembus pasar.

Devore mengingatkan tentang gambaran menakutkan dimana banyak negara yang akhirnya menyerah untuk meninggalkan mimpi memproduksi pesawat tempur sendiri selama 40 tahun terakhir.

“Ada 20 upaya yang berbeda untuk masuk pasar,” katanya sebagaimana dikutip Forbes   14 Juli 2015. Sejumlah negara yang mencoba untuk meraih mimpi memproduksi pesawat tempur sendiri adalah Argentina, Israel, Yugoslavia, India dan Kanada yang semuanya gagal total. Bahkan Jepang telah menyingkirkan program membuat pesawat sendiri dan sangat hati-hati dalam mengembangkan pesawat siluman mereka yang telah memproduksi satu pesawat eksperimen. Jepang belum berani memutuskan apakah akan meneruskan atau tidak program tersebut.

Dari sekian banyak negara, menurut Devore, hanya China yang tampaknya telah sukses. China bisa menghasilkan tiruan dari Sukhoi Rusia yang kurang lebih setara dengan F15 Amerika. Meski Devori tidak yakin tentang kualitas dan daya tahan.

NEXT: NASIONALISME