Proses Landing Osprey Tak Boleh Lebih dari 30 Detik

Proses Landing Osprey Tak Boleh Lebih dari 30 Detik

osprey2

Helikopter canggih V-22 Osprey sudah dalam pelayanan dengan Angkatan Udara AS dan Marinir AS (USMC) kini dilarang untuk berlama-lama dalam wilayah yang berdebu tebal terutama ketika pesawat landing di lingkungan kasar seperti gurun.

Menurut sumber-sumber militer, pemerintah AS secara resmi memerintahkan pilot Osprey tidak lebih dari 30 detik terbang di dekat tanah saat mendarat untuk menghindari debu. Padahal sebelumnya pilot diperbolehkan untuk melakukan proses pendaratan hingga 60 detik.

Meskipun sebenarnya pendaratan V-22 biasanya dilakukan kurang dari 30 detik karena dengan bantuan sensor papan dan instrumen, aturan baru ini telah menjadi kekhawatiran tersendiri bagi unit tilt-rotor tersebut yang beroperasi tidak hanya di tanah gurun Asia, Afrika dan Timur Tengah, tetapi di seluruh dunia.

Aturan ini muncul setelah dilakukan penyelidikan terhadap kecelakaan fatal yang melibatkan MV-22B milik USMC Mei 2015 lalu di Training Area Korps Marinir Bellows  di pulau Oahu Hawaii. Menurut temuan awal salah satu dari dua mesin Osprey mati setelah 45 detik melayang, mungkin karena debu yang masuk ke sistem mesin.

Kecelakaan di Bellows, di mana 2 dari 22 marinir di helikopter tewas, menemukan adanya masalah filter pada mesin V-22. Bell dan Boeing tengah bekerja untuk mencari solusi masalah ini.

Sebagian besar pilot V-22 berhasil mendaratkan pesawat di bawah 20 detik sehingga sebenarnya waktu baru yang ditentukan ini masih ada di atas waktu yang mereka biasa gunakan. Tetapi dengan waktu jeda yang tinggal 10 detik maka akan sulit jika terjadi satu masalah yang memaksa helikopter membutuhkan waktu pendaratan lebih lama.