
Belgia menarik enam F-16 mereka yang selama ini bergabung dengan koalisi pimpinan Amerika Serikat dalam operasi melawan ISIS. Para Falcon ditarik dari pangkalan di Yordania Kamis 2 Juli 2015 dan akan kembali ke rumah mereka di pangkalan Florennes pada sore di hari yang sama.
Selama berbasis di Yordania, jet-jet tempur Belgia ini telah melakukan lebih dari 300 misi serangan ke Irak.
Penarikan ini bukan sesuatu yang mendadak karena pada Juni lalu Menteri Luar Negeri Didier Reynders sudah menyinggung tentang rencana ini. Alasan penarikan F-16 dari misi tersebut karena keterbatasan anggaran.
“Kami berharap nantinya bisa bisa mengirim kembali F-16 ke sana untuk bergabung dengan koalisi,” katanya sebagaimana dikutip rtbf.be
Untuk menghemat anggaran misi ke Irak kemungkinan akan dilakukan secara bergantian dengan Belanda. Tetapi hal itu masih terus dibicarakan.”Kita lihat nanti seperti apa.Tetapi semua tergantung pada anggaran.”
Dalam tanggapan tertulis atas pertanyaan parlemen dari akhir April, Menteri Pertahanan, Steven Vandeput (N-VA), memperkirakan biaya misi ini untuk lebih dari 52 juta.
Pada bulan September 2014, diputuskan Belgia akan berpartisipasi dengan koalisi internasional yang dipimpin Amerika Serikat untuk menggempur posisi ISIS di Irakdan Suriah.Tetapi selama hampir satu tahun kampanye udara itu belum menunjukkan banyak hasil.
“Kami jelas melihat pemboman tidak memecahkan apa-apa. Apakah ISIS makin lemah? Jawabannya tidak,” kata anggota parlemen Partai Sosialis Sébastien Pirlot.
Kelompok Ecolo-Groen telah abstain dari keputusan untuk mengirim F-16 di Irak, karena operasi tidak memungkinkan untuk menghilangkan penyebab perang di negara itu.
“Penyebab perang di Irak adalah minoritas Sunni yang tidak berpartisipasi dalam kekuasaan yang didominasi oleh Syiah, “ kata anggota parlemen Partai Ecolo Benoit Hellings. “Jadi, mengirim mereka dengan 300 bom tidak akan menyelesaikan masalah.”