Lockheed Martin C-130 diakui sebagai salah satu pesawat kargo dan personil taktis yang sangat fenomenal. Pesawat ini telah diproduksi terus menerus sejak tahun 1954 dan lebih dari 2.300 Hercules dibangun untuk 67 negara. Salah satunya hercules milik TNI AU yang jatuh di Medan Selasa 30 Juni 2015 lalu.
Setelah melewati rentang yang sangat panjang, C-130 telah berkembang ke berbagai varian. Yang paling terakhir dan tentu saja paling canggih adalah C-130J. Hercules model terbaru, menampilkan kaca kokpit, avionik digital dan sistem propulsi baru dengan enam baling-baling.
C-130J masuk produksi pada tahun 1997 dan telah melahirkan Hercules yang memiliki kinerja pesawat yang lebih baik dalam hal rentang terbang, kecepatan, ketinggian dan kemampuan mendaki dan sebagainya. Dari versi ini kemudian dikembangkan menjadi C-130J-30 yang dikembangkan dari C-130J oleh USAF. Dia menjadi Super Hercules paling canggih saat ini.
C-130J masuk dinas aktif dengan USAF di Little Rock Air Force Base pada bulan April 2004 dan pertama kali digunakan pada bulan Desember 2004. Yang pertama dari lima pesawat C-130J Super Hercules dikirimkan ke Little Rock pada bulan Agustus tahun 2013. Dan melakukan misi tempur pertama untuk USAF pada bulan Juli 2005. US Air Mobility Command menyatakan kemampuan operasional awal untuk C-130J pada bulan Oktober 2006.
Angkatan Udara AS mendapatkan kontrak $ 167 juta untuk Lockheed Martin pada Desember 2011 untuk merombak C-130J Hercules menjadi konfigurasi Blok 8.1 yang berisi perangkat lunak dan perangkat keras untuk memperluas kemampuan
C-130J yang diawaki oleh dua pilot dan sebuah loadmaster. Kokpit kaca baru memiliki empat tampilan sistem multifungsi liquid crystal display L-3 untuk kontrol penerbangan dan sistem navigasi.