Pesawat tenaga matahari lepas landas dari Jepang, Senin 29 Juni 2015 untuk melakukan putaran ke tujuh perjalanan keliling dunia. Pesawat akan melakukan perjalanan paling sulit dengan melintasi Pasifik.
Pesawat Solar Impulse 2 meninggalkan Nanjing, China pada 31 Mei menuju Hawaii, namun terpaksa memperpendek penerbangannya sehari kemudian karena, mereka menghadapi apa yang disebut pilot Andre Borschberg, sebagai dinding awan di atas Pasifik. Pesawat akhirnya mendarat di kota Nagoya, Jepang.
Keberangkatannya juga beberapa kali ditunda karena cuaca buruk, salah satunya pada pekan lalu saat pesawat pembawa 17.000 sel surya di sayapnya itu sudah dalam keadaan siap di ujung landasan. “Itu tiket sekali jalan menuju Hawaii,” kata penyelenggara dalam laman mereka, Senin, delapan jam setelah keberangkatan pesawat itu pada dinihari.”Andre Borschberg sekarang harus terbang lima hari lima malam untuk mencapai tujuan.”
Pesawat itu lepas landas dari Abu Dhabi pada Maret dalam perjalanan melintasi jarak 35 ribu km. Secara keseluruhan, perjalanan itu diperkirakan membutuhkan 25 hari penerbangan yang dibagi menjadi 12 putaran dengan kecepatan antara 50 hingga 100 kilometer sejam.
Pesawat tersebut hanya memiliki berat sama dengan sebuah mobil keluarga namun sayapnya selebar pesawat penumpang paling besar.
Studi, rancangan dan pembuatan pesawat itu memakan waktu 12 tahun dan versi pertama pesawat yang diterbangkan pada 2009 telah memecahkan rekor untuk ketinggian dan jarak yang ditempuh oleh sebuah pesawat berawak dengan tenaga matahari.