Belanja militer AS kembali menyebabkan sakit kepala di Kongres. Kali ini biaya program untuk menggantikan kapal selam balistik kelas Ohio, yang memakan begitu banyak anggaran dan mengancam program Angkatan Laut yang lain.
Proyeksi biaya awal pengganti Ohio adalah US$93 miliar dan diharapkan akan beroperasi pada 2030. Armada kapal selam kelas Ohio sendiri telah beroperasi sejak tahun 1981.
“Saya khawatir tentang penggantian kelas Ohio,” kata Ketua Komite Angkatan Bersenjata Mac Thornberry sambil menambahkan bahwa biaya bisa mengganggu semua kapal lain di Angkatan Laut. “Kami memiliki kebutuhan kapal lainnya.”
Pengganti kelas Ohio dirancang dengan teknologi tinggi dan tersembunyi, diam-diam berlayar laut, menyediakan kemampuan serangan dan kemampuan pembalasan nuklir. Kapal dengan panjang 560 kaki panjang dan rumah bagi 16 rudal Trident II D5, yang dipecat dari tabung sepanjang 44 kaki.
Sebanyak 12 armada diharapkan akan menghabiskan biaya US$12,4 miliar. Jumlah ini termasuk sekitar US$ 4,8 miliar pada biaya rekayasa awal dan pengembangan yang hanya berlaku untuk kapal pertama dan tidak untuk 11 kapal selam berikutnya. Sehingga untuk 11 kapal selam selanjutnya Pentagon berharap biayanya Cuma US$4,9 miliar.
Pendanaan program pengganti kelas Ohio telah menjadi subyek banyak perdebatan. Pada tahun 2014, Kongres menciptakan “National Sea-Based Deterrence Fund” – dana terpisah yang didedikasikan untuk program kapal selam agar tidak mengganggu anggaran Angkatan Laut secara umum.
“Dana terpisah ini berarti pembelian kapal selam baru yang diambil dari anggaran galangan kapal Angkatan Laut dan ditempatkan dalam anggaran Kantor Menteri Pertahanan. Dan sejauh yang saya tahu, itu belum pernah terjadi sebelumnya,” Ryan Alexander, Presiden Taxpayers for Common Sense, menulis dalam sebuah opini di US News & World Report.
Dana terpisah, lanjut Ryan ternyata tidak jelas dan biaya telah berkembang. Dana tersebut diciptakan untuk TA 2015 tetapi tidak benar-benar menerima dana hingga April tahun ini.
Jika dana untuk penggantian Ohio ditempatkan di bawah anggaran pembuatan kapal normal Angkatan Laut “itu akan menghancurkan rencana jangka panjang keseluruhan Angkatan Laut untuk armada,” menurut DoDBuzz.
Para pendukung klaim dana terpisah yang proyek sebesar serangan-penangkal nuklir kapal selam dianggap sebagai “aset nasional” dan karena itu harus keluar dari anggaran pertahanan yang lebih luas.
