Jepang akan mengirim pesawat patroli P3-C Orion ke ke Laut China Selatan untuk latihan pencarian dan penyelamatan bulan ini sebagia tanda hubungan keamanan yang lebih mendalam dengan Filipina
Ketegangan di Laut China Selatan telah meningkat, terutama karena China mulai proyek reklamasi tanah di terumbu yang disengketakan, memperluas pengaruhnya di wilayah di mana nilai perdagangan sekitar US$ 5 triliun melewati kawasan ini setiap tahunnya, sebagian besar ke dan dari Jepang. Amerika Serikat ingin sekutu Asia untuk menjadi lebih tegas terhadap apa yang dilihatnya sebagai ekspansionisme China.
Rencana latihan dua hari dari 24 Juni di dekat ibukota Filipina, Manila, muncul setelah Presiden Filipina Benigno Aquino mengunjungi Jepang pekan lalu untuk melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Shinzo Abe.
“Kami akan mengumumkan rincian jadwal dan aset kami yang akan mengirimkan segera setelah rencana tersebut pasti,” kata Tomohisa Takei, kepala staf Angkatan Laut Bela Diri Jepang sebagaimana dikutip CBN News, Selasa 9 Juni 2015.
Jepang sedang mempertimbangkan patroli udara maritim bersama di Laut China Selatan dengan Amerika Serikat sebagai penyeimbang kekuatan China yang berkembang, sumber mengatakan kepada Reuters pada bulan April.
Juru bicara Angkatan Laut Filipina Edgard Arevalo mengatakan Angkatan Laut Filipina dan Kelautan Pasukan Bela Diri Jepang akan mengeksplorasi pelatihan dan kerjasama termasuk bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana.
Aquino dan Abe juga sepakat untuk membahas transfer teknologi pertahanan dan peralatan yang bisa membantu kekuatan patroli sampai Filipina di wilayah Laut China Selatan yang juga diklaim oleh China.
Jepang dan Filipina menandatangani kesepakatan untuk menjalin hubungan pertahanan lebih dekat pada bulan Januari dan melakukan latihan pertama mereka di perairan Filipina pada bulan Mei.
