Sebuah ledakan kecelakaan terjadi di sebuah kompleks militer Bulgaria memunculkan pertanyaan besar setelah muncul kabar ledakan itu terjadi saat kontraktor militer AS menguji senjata yang akan dikirim ke kelompok oposisi Suriah.
Ledakan itu terjadi Sabtu 6 Juni 2015, di sebuah pabrik militer milik produsen senjata Bulgaria milik negara VMZ Sopot dekat desa Anevo. Satu orang Amerika tewas dalam ledakan itu, dan dua orang Amerika dan dua warga Bulgaria terluka ketika sebuah roket granat malfungsi pada kisaran di kompleks, Reuters melaporkan.
Meskipun pemerintah belum berkomentar apa yang dilakukan orang Amerika di tempat tersebut, seorang pejabat militer berbicara kepada Reuters pada kondisi anonimitas mengatakan bahwa kontraktor AS berada di sana untuk untuk menyaring dan memilih senjata yang akan digunakan untuk operasi pimpinan AS guna melatih dan mempersenjatai kelompok moderat Suriah memerangi ISIS.
“Orang-orang ini berada di luar sana menyiapkan [senjata] untuk akhirnya ditransferke Suriah,” kata pejabat itu kepada Reuters dan dikutip Ria Novosti Selasa 9 Juni 2015.
Kementerian Perekonomian Bulgaria mengatakan kepada Reuters bahwa rentang di mana ledakan terjadi telah disewa oleh Alguns, sebuah perusahaan senjata Bulgaria milik swasta. Granat yang malfungsi juga milik mereka, meskipun telah diproduksi pada tahun 1984 di sebuah pabrik militer Bulgaria. Kementerian itu mengatakan Alguns tidak diberi izin ekspor senjata untuk senjata seperti granat yang gagal.
Pihak berwenang Bulgaria telah membuka penyelidikan atas insiden tersebut namun sejauh ini kantor pers pemerintah dan kementerian pertahanan tidak mengomentari itu. Kedutaan Besar AS di Sofia juga menolak berkomentar.
Jika laporan media benar, maka hal ini membuka kedok Amerika yang mengirim senjata ke Suriah. Bukan itu saja, ternyata senjata yang dikirim bukan produksi Amerika tetapi menggunakan senjata buatan negara lain. Parahnya, produsen tidak memiliki izin untuk mengimpor senjata tersebut.