Jet-jet tempur koalisi pimpinan Amerika semakin kesulitan untuk mencari target serangan. Bahkan tiga dari empat jet tempur yang dikirim akan kembali ke pangkalan tanpa menjatuhkan bom atau meluncurkan rudal.
“75 persen pesawat kami kembali tanpa menjatuhkan bom, terutama karena mereka tidak bisa mendapatkan target atau mengidentifikasi target dengan benar,” kata U.S. Army General (ret) Jack Keane di depan Senat AS pekan lalu.
Itu sebabnya Gedung Putih dan Pentagon dalam brifing media biasanya berbicara tentang jumlah serangan mendadak, bukan jumlah serangan udara. Jumlah misi terbang empat kali lebih besar dari jumlah pemboman berjalan. Jenderal Keane menawarkan solusi sederhana. “Pengendali udara haus memperbaiki masalah itu,” katanya sebagaimana dikutip Forbes Senin 1 Juni 2015.
Pengendali udara depan harus secara khusus dilatih untuk memandu pesawat ke target darat, dengan target radio atau dengan laser.