Para siluman F-22 dari Fighter Squadron ke-95 kembali ke Tyndall Air Force Base setelah misi tempur di Timur Tengah. Kedatangan Raptor ini menandai dua potong penting dalam sejarah Angkatan Udara Amerika Serikat.
Pangkalan yang terletak sekitar 12 mil di sebelah timur Panama City, Florida, dinamai dengan Frank Benjamin Tyndall. Seorang pilot Perang Dunia I yang mampu menembak jatuh enam pesawat Jerman pada tahun 1918. Secara historis, instalasi dibuka pada bulan Januari 1941 sebagai gunnery range dan basis pelatihan.
Status berubah pada 2012 ketika diumumkan operasional Lockheed-Martin F-22A Raptor akan ditempatkan di pangkalan ini hingga mengubah Tyndall dari AETC (Air Education and Training Command) menjadi Air Combat Command (ACC).
Dengan kedatangan beberapa terakhir dari F-22 pada bulan April 2014, “Boneheads” telah menerima 24 pesawat.
“Pangkalan tidak memiliki pelatihan, infrastruktur, logistik atau mobilitas di tempat untuk memungkinkan untuk menyebarkan,” kata Letnan Kolonel Ronald Gilbert, komandan 95 FS. “Jadi selama dua tahun, kami bersiap, memindah prang dan membangun kator dan skuadron untuk bersiap-siap. Banyak rintangan awal dan tantangan yang dihadapi hingga akhirnya kami berhasil sampai ke sana. ”
Kembalinya Skuadron Tempur ke -95 juga menandai selesainya misi pertempuran pertama Raptor. Setelah pesawat generasi kelima ini mencapai kemampuan operasional awal pada 15 Desember 2005, hampir sepuluh tahun kemudian Raptor melepaskan tembakan pertama ke musuh ketika ikut dalam misi Operasi Inherent Resolve yang menargetkan ISIS. Sementara itu Unit Raptor lain yang membuka jalan dan menjatuhkan JDAM pada misi malam pertama misi tersebut dikerahkan untuk operasi tempur pada bulan Oktober tahun lalu, kembali pertengahan April.