Setelah Kanada, pemerintah Australia juga dikritik habis-habisan oleh berbagai pihak karena dinilai terlalu memaksakan diri untuk membentuk pasukan tempur F-35. Sebuah artikel yang ditulis Jamie Seidel di www.news.com.au ini cukup menarik untuk disimak tentang kritikan dan berbagai fakta tentang pesawat tempur paling canggih tersebut. Australia telah berkomitmen pengeluaran pertahanan terbesar yang pernah pada dalam sejarah. Langkah yang dinilai terlalu sembrono karena mengeluarkan anggaran yang sangat besar untuk sebuah teknologi yang sampai saat ini masih dibalut sejumlah masalah besar. (baca: F-35 Dianggap Terlalu Berisiko untuk Militer Kanada)
F-35 Lightning II (atau dikenal sebagai Joint Strike Fighter) sejak awal sudah memunculkan berbagai kontroversi dan masalah. Sampai saat ini sudah lima tahun molor dari jadwal. Sementara Amerika dan sekutu-sekutunya telah menggantungkan harapannya ke proyek tunggal tersebut.
Bayangkan di Amerika serikat anggaran untuk program ini sudah meledak hingga 1 triliun dolar Amerika. Sementara Australia sudah menghabiskan sekitar 15 miliar dolar Amerika.
Para pejabat militer masih bersikeras dengan pendapatnya bahwa mesin mesin pembunuh paling canggih dalam sejarah ini tetap akan menjadi yang terbaik. F-35 disebut sebagai sebuah superkomputer terbang yang mampu mencapai kemampuan tertinggi yang belum pernah dicapai oleh siapapun dalam sejarha manusia. Helm pilotnya saja seharga 500.000 dolar amerika yang memungkinkan pilot mampu melihat ke sudut mana saja tanpa harus menengok. Digambarkan melihat bagian bawah pesawatnya sendiri saja bisa,
Apapun itu, seharusnya F-35 seharusnya menjadi alternatif yang terjangkau dengan kemampuan yang lebih dibanding F-22 Raptor.
Tetapi kritikus tetap melihat angka 1 triliun dolar amerika itu terlalu luar biasa. Ini biaya pertahanan terbesar dalam sejarah. Dan masalahnya, peluang untuk gagal juga besar. Sampai saat ini Lockheed Martin juga belum berani masuk ke jalur produksi masal. Jawabannya jelas karena masih ada keraguan besar terhadap kemampuan pesawat itu. Setidaknya F-35 belum mampu memenuhi kemampuan sesuai syarat yang ditetapkan.
Para kritikus menyebut pesawat ini telah mengalami cacat mendasar dalam desain terutama karena dipaksakan untuk mampu memiliki segala kemampuan jet tempur yang telah ada. Untuk Angkatan Laut AS, F-35 harus menjadi gabungan antara F14 Tomcat dan F/A18 Hornet. Untuk angkatan udara AS, harus mampu melakukan pekerjaan F-16 dan A10 yang memiliki kemampuan serangan darat. Untuk Marinir AS, harus menjadi pengganti yang lebih unggul dibandingkan ikon mereka Harriers. Hasilnya, menurut kritikus, adalah serangkaian cascading kompromi yang telah menghasilkan pesawat yang justru tidak memadai untuk memenuhi salah satu fungsinya. Nah apa saja kontroversi yang muncul berikut di antaranya:
KEMAMPUAN TEMPUR
Pesawat ini seharusnya memiliki kemampuan untuk mengamankan langit guna melindungi aset berharga sebuah negara. Mampu menyelinap ke garis pertahanan udara musuh tanpa diketahui kemudian melakukan penghancuran target secara akurat. Selain itu F-35 juga harus mampu terjun ke pertempuran yang keras untuk mendukung pergerakan pasukan darat, di mana saja, kapan saja. Kurang lebih itu gambaran yang harus dimiliki oleh sebuah F-35.
Tetapi para kritikus bahkan menyebut dengan tegas kemampuan itu tidak bisa dicapai oleh pesawat yang disebut sebagai yang paling canggih di dunia tersebut. Bahkan kemampuan silumannya saja diragukan karena belum mampu menembus pertahanan radar musuh. Dibanding pesang terbarunya dari Rusia dan China,F-35 juga kerap disebut tidak bisa lebih baik. Bagaimana pula mau memiliki kemampuan tempur hebat jika pesawat itu hanya mampu membawa dua rudal udara ke udara dan dua bom untuk serangan darat.
Namun pihak pembuat bersikeras membantah hal tersebut. Mereka menegaskan F-35 membawa radar array besar serta senjata paling modern, kemampuan siluman yang ekstrem serta kemampuan tempur yang tak terkalahkan. Pesawat ini mampu menembak target sebelum target itu sendiri tahu posisi pesawat F-35.

Namun kritikus kembali membantah dengan menunjukkan fakta bahwa straping bom yang ada di sayap F-35 tidak bisa menghindar dari radar. Bahkan hal itu justru disebut sebagai undangan kepada musuh untuk menembak. ”Alat itu seolah berkata ini saya silahkan tembak.”
F-35 Secara inheren juga lebih lambat dan kurang mampu bermanuver dibandingkan lawan-lawannya. Hanya bisa membawa lebih dari yang tersembunyi, tapi sangat terbatas, beban internal pada risiko sendiri.
Seharusnya hal-hal ini yang digunakan pemerintah Australia sebagai dasar pengambilan keputusan apakah akan menggunakan JSF. Kemampuan tempur pesawat dibanding dengan musuh-musuhnya.
Tetapi masalahnya pemerintah Australia dinilai terbuai dengan kartu truf yang disampaikan Amerika yang selalu mengunggulkan kemampuan elektronik pesawat tersebut. Tetapi kemampuan itu selalu disebut sebagai top secret. Jadi tidak bisa dibahas dengan lebih terbuka untuk dikaji.Intinya keputusan Perdana Menteri Tony Abbott untuk memilih F-35 sebagia hal yang memaksakan diri. Pemerintah telah memtusuakn untuk membeli lebih dari 70 pesawat yang kontroversial tersebut.
Kenapa tidak melihat SU-35 yang sudah dipasarkan dan sudah terbukti kemampuannya. Pesawat ini jelas bisa menjadi alternatif. Bahkan dalam artikel tersebut ditegaskan bahwa Indonesia disebut-sebut sangat tertarik dengan pesawat tersebut. Indonesia wajar disebut karena sebagai negara paling dekat dengan Australia.
CACAT DASAR
Hal yang selalu disebutkan adalah F-35 memiliki begitu banyak kemampuan. Dari dogfighting, menembak target udara, menjatuhkan bom, pendaratan vertikal dan sebagainya. Masalahnya adalah, masing-masing memiliki beberapa persyaratan yang cukup spesifik dan ketat. Kesamaan tidak selalu kompatibel dengan kemampuan.
Kedengarannya begitu baik ketika kini Australia menilai kembali pembelian dua kapal serbu pembawa helikopter baru-baru ini. Kapal ini aslinya dirancang untuk mengoperasikan pesawat AV8 Harrier untuk angkatan laut Spanyol. Namun Royal Australian Navy membeli versi downgrade yang hanya digunakan untuk helikopter saja. Pesawat tidak bisa mendarat.
Tetapi faktanya kemudian pemerintah Abbott sedang mempertimbangkan untuk membeli 12 dari 75 JSF dalam varian F-35B yang mampu lepas landas pendek serta vertikal. Artinya, jika itu benar maka Australia harus mengembalikan fungsi kapal yang dibeli seperti aslinya. Tidak hanya diperuntukkan untuk helikopter. Jika ini terjadi maka Australia ingin menggabungkan kemampuan Harrier Jump Jet yang begitu terkenal dengan F-35. Pasti akan memunculkan banyak masalah.
Varian untuk Angkatan Udara (F35A) dan versi angkatan laut (F35C) harus dibiayai besar lagi ketika diperuntukkan untuk Marinir. Harus dibuat kompromi aerodinamis dan struktural agar sesuai seperti mekanisme pendaratan dan take off vertikal yang sebenarnya sangat kompleks. Jadi tidak bisa kemudian begitu saja menerapkan fungsi Harrier ke F-35. Semuanya sangat kompleks.
HASIL AKHIR
F35 dianggap lebih lambat dan tidak memiliki kemampuan manuver yang lebih baik dari pesawat yang ada. Dan faktanya T-50 PAK-FA Rusia dan J20 Cina telah terbukti secara mengejutkaan begitu canggih. Banyak laporan dari berbagai simulasi tempur yang telah dilakukanantara F-35 dan Su-35, kerap dimenangkan pesawat Rusia. Tetapi pejabat pertahanan tetap saja membantah bahwa tes-tes tersebut tidak relevan dan tidak bisa dijadikan dasar.

Marinir AS harus diakui cukup senang menggunakan Harrier yang sudah begitu banyak memberi bukti dalam pelayanan yang begitu panjang. Mereka masih membayangkan tentang pesawat siluman yang baru secara teoritis mampu terbang dari deck kapal kecil dan mampu menyelinap untuk menghancurkan musuh. Tetapi apakah itu karakter marinir? Pasukan ini dikenal dengan kemampuan tempur, berjibaku di perang kasar yang head to head bukan dengan cara diam-diam seperti siluman. Mereka akan mendekat dengan masker dan pisau tempur.
Semoga. Mereka sekarang memiliki pesawat siluman teoritis mampu yang dapat terbang deck penerbangan kecil dan lapangan udara hancur dan menyelinap di belakang garis musuh. Tapi Marinir adalah semua tentang memukul keluar mano-mano et-dalam “panas” zona tempur, bukan ini “tenang-tenang” bisnis siluman. Apakah mereka akan membawa masker untuk pisau-fight?
BIAYA MELEDAK
Mengutip Forbes, F-35 memang sebuah tantangan besar dalam inovasi militer dengan harga yang melambung tinggi. Dan memang sulit untuk mewujudkan serta membuktikan sebuah mimpi. Sebut saja laporan Inspektur Jenderal Pentagon 2013 yang menyebutkan dalam kurun waktu satu tahun ditemukan 719 masalah khusus dengan pesawat ini dari masalah kecil hingga masalah yang kritis. Untuk memperbaikinya harus mengeluarkan uang tunai lagi. Bahkan kemudian, F-35 desain dasar sejauh ini hanya bisa “diperbaiki”.
Program awal F-35 disebutkan untuk satu unit pesawat harganya cuma 233 miliar dolar. Angka yang relative murah. Tetapi sekarang sudah meningkat menjadi 400 miliar dolar dan terus meningkat dari waktu ke waktu. Sementara untuk biaya perawatan juga meningkat dari semula hanya 65 juta dolar menjadi 150 juta. Tetapi pejabat tetap menganggap bahwa angka itu masih masuk akal karena menyesuaikan inflasi yang ada.
Jika melihat pada biaya total proyek juga makin membelakkan mata karena menyentuh angka 1 triliun dolar. Awalnya dijanjikan akan disampaikan dalam waktu 10 tahun tetapi sudah 20 tahun belum juga terealisasi.
TOP SECRET

Kalau kemudian dikatakan pesawat ini adalah teknologi yang paling rahasia hal itu juga diragukan. Kebocoran rahasia itu sangat tinggi dalam kurun waktu yang begitu lama. Sebut saja seorang warga negara AS-Iran ditangkap awal tahun 2014 ketika berusaha menyelundupkan ribuan cetak biru Top Secret, spesifikasi dan dokumen teknis yang berkaitan dengan program luar negeri. Pencurian data oleh hacker China juga menjadi hal yang kerap disebutkan oleh lembaga federal AS. Apakah dengan demikian masih ada jaminan tenologi F-35 masih rahasia?
Masalah dengan kemampuan siluman juga diyakini sangat rahasia meski ada laporan untuk menyelinap tentang teramati adalah rahasia yang dijaga ketat, meskipun ada laporan masalah termasuk mengelupas cat radar-penyerap. Belum lagi teknologi radar yang juga berkembang seolah menyesuaikan dengan kemampuan F-35.
TERLALU BERISIKO GAGAL
Lockheed Martin telah melobi keras untuk menjaga program ini bertahun-tahun. Sebuah laporan pada 2013 mengungkapkan telah

menghabiskan $ US159 juta untuk melobi politisi AS sejak tahun 2000. Angka yang sebenarnya akan jauh lebih tinggi ketika pemerintah dan pejabat dari sejumlah negara, termasuk Australia, Inggris dan Kanada juga dilobi. Jadi apakah Australia tidak lebih baik mempertimbangkan lagi keputusannya untuk memboyong para siluman itu.
Dr Mark Thomson, analis di Institut Kebijakan Strategis Australia yang didanai pemerintah, mengatakan bahwa pilihan Australia di pasar pesawat tempur internasional sangat terbatas. ”F-35 menjadi alternatif karena pesawat generasi sebelumnya dirancang 15 atau 20 tahun sebelum F-35. Jika Australia menginginkan pesawat up-to-date yang akan melihatnya melalui dua dekade berikutnya, itu adalah satu-satunya pilihan, tapi ya, itu juga membutuhkan banyak uang.”
Tetapi bagaimanapun di tengah kritik yang begitu banyak terhadap pesawat ini, sejumlah negara juga terus menunjukkan minatnya. Korea Selatan, Jepang, Kanada, Israel telah antre membeli pesawat tersebut.
Jika sampai gagal, maka Amerika harus membayar mahal karena telah menegaskan dirinya sebagai yang paling unggul dalam militer dan teknologi sejak kemenangan atas Jerman dan Jepang pada 1945.
Sumber: www.news.com.au