
Meski setelah mengembangkan lima jenis pesawat peringatan dini, China tetap tidak dapat membangun lebih dari lima KJ-2000 karena kurangnya badan pesawat yang bisa digunakan, menurut laporan oleh outlet berita berbahasa China Duowei.
China mulai pengembangan generasi pertama pesawat peringatan dini yang berbasis pada bomber Tu-4 yang disediakan oleh Uni Soviet tahun 1960-an. Namun, China tidak dapat menempatkan pesawat yang dikenal sebagai-KJ 1 ke layanan karena tidak bisa membangun sistem radar yang tepat. Pesawat itu saat ini dipamerkan di Museum Penerbangan China yang terletak di Beijing.
Dalam laporannya 12 Mei 2015, China Duowei menyebutkan pada akhir 1990-an, China berusaha untuk membeli sistem radar Phalcon dari Israel dan menginstalnya ke dalam empat pesawat kargo Il-76 buatan Rusia versi upgrade. Namun, kesepakatan itu dibatalkan karena protes dari Amerika Serikat. China kemudian menghinvestasikan usaha yang luar biasa dalam pengembangan sistem radar array untuk pesawat peringatan dini masa depan. Dengan menggabungkan Il-76 dengan radar yang dirancang dalam negeri berbentuk cakram, China berhasil menciptakan KJ-2000 pada tahun 2004.
Karena semua KJ-2000 telah dibangun dibangun dengan pesawat Il-76 kargo yang dibeli dari Rusia, China saat ini tidak dapat menghasilkan pesawat peringatan dini dalam jumlah besar. Beijing baru-baru ini membeli pesawat sejenis dari negara lain, tetapi tidak satupun dari mereka telah dilaporkan untuk dimodifikasi menjadi KJ-2000. Untuk mengatasi masalah ini, China sedang menguji sebuah pesawat kargo buatan dalam negeri baru bernama Y-20. Namun, perkembangannya tidak mungkin akan selesai dalam jangka pendek.