Dmitry Lavrinenko, 2,5 Bulan, Hancurkan 52 Tank Musuh
Dmitry Lavrinenko (depan kiri)

Dmitry Lavrinenko, 2,5 Bulan, Hancurkan 52 Tank Musuh

 

Dmitry Lavrinenko (depan kiri)
Dmitry Lavrinenko (depan kiri)

Kekalahan Wehrmacht di Moscow pada 1941 merupakan salah satu momen yang paling menentukan di masa Perang Dunia II. Meski digempur habis-habisan oleh pasukan Jerman, tentara Soviet tak punya pilihan untuk mundur.

Soviet berhasil mengalahkan Jerman, namun kemenangan itu menelan ratusan ribu korban jiwa. Salah satunya ialah Dmitry Lavrinenko, prajurit Tentara Merah yang dinobatkan sebagai Pahlawan Uni Soviet, seorang pengendara tank yang paling produktif sepanjang perang berlangsung. Selama 2,5 bulan bertempur bersama T-34 yang legendaris, Lavrinenko berhasil menghancurkan 52 tank.

Dmitry Lavrinenko lahir di desa Besstrashnaya, wilayah Kuban, pada 1914. Ayahnya merupakan seorang partisan yang tewas dalam Perang Sipil Rusia, sehingga ia hanya dibesarkan oleh ibunya. Setelah menyelesaikan studinya, Dmitry mendapat tawaran mengajar di sebuah sekolah. “Semua murid perempuan jatuh cinta padanya, tapi dia tidak menyadarinya, atau mungkin pura-pura tak menyadarinya,” kata salah seorang mantan murid Lavrinenko. Namun, karir mengajarnya tak bertahan lama. Ia kemudian mengajukan diri menjadi tentara.

Lavrinenko lulus dari sekolah militer pada 1938. Berdasarkan cerita dari rekan-rekannya, Lavrinenko sangat menyukai mesin-mesin dan selalu mencoba untuk menguasainya dalam waktu cepat. Ia adalah murid terbaik yang mampu mengendalikan semua jenis senjata, bahkan teman-temannya memberi julukan ‘mata penembak jitu’.

Ahli Taktik Berdarah Dingin

Letnan Lavrinenko telah cukup berpengalaman saat dikirim ke garis depan, sehingga ia segera diberi wewenang untuk mengomandoi satu pleton tank. Namun, ia dipindahtugaskan berkali-kali sehingga tanknya mulai rusak karena tidak diservis secara berkala.

Lavrinenko yang lembut dan baik—menurut kawan-kawannya—baru menunjukan karakter sesunguhnya saat berhadapan dengan mesin. Saat pasukan mundur, mesin yang rusak dihancurkan agar tidak jatuh ke tangan musuh. Ketika Lavrinenko diperintahkan untuk menghancurkan tanknya, letnan muda tersebut tak mau mematuhinya, ia malah berteriak, “Aku tak akan pernah mengorbankan kendaraanku!”. Ia lalu menderek tanknya ke bengkel. Tak lama setelah itu, pletonnya menerima kiriman sejumlah tank T-34 baru. Reaksi Lavrinenko kala itu adalah, “Baik, sekarang aku bahkan bisa mengalahkan Hitler!”