3 Bulan China 6 Kali Gertak Pesawat Filiphina

3 Bulan China 6 Kali Gertak Pesawat Filiphina

filipina
Filipina mengaku da China telah memperingatkan pesawat militer Filipina untuk meninggalkan daerah yang disengketakan di Laut China Selatan. Tindakan ini sepertinya untuk menguji apakah China bisa membangun zona larangan terbang di wilayah tersebut, kata pejabat senior militer Filipina.
“Saat kami melakukan patroli udara maritim rutin dan terbang di wilayah udara internasional, pesawat angkatan udara kami ditantang melalui radio,” kata Wakil Laksamana Alexander Lopez di sidang Senat di Manila, Kamis 7 Mei 2015.

Lopez, komandan Komando Barat Filipina, mengatakan pilot mengabaikan peringatan dengan menjawab mereka terbang di wilayah udara internasional.
Lopez tidak menyebutkan kapan hal itu terjadi. Namun pejabat senior angkatan udara Filipina yang meminta tidak disebutkan namanya kepada Reuters mengatakan enam peringatan telah datang dalam tiga bulan terakhir.

China bisa jadi sedang menguji untuk melihat apakah ia dapat menegakkan zona eksklusi udara di atas kepulauan Spratly Laut China Selatan, di mana beberapa negara memiliki klaim tumpang tindih.Citra satelit terbaru menunjukkan China telah membuat kemajuan pesat dalam mereklamasi lahan sekitar tujuh terumbu di Spratly, termasuk membangun sebuah landasan terbang di salah satu pulau .

“China mengatakan pesawat kami berada di daerah keamanan militer mereka,” kata Wakil Laksamana Lopez .
Pada akhir 2013, China memberlakukan zona identifikasi pertahanan udara atau Air Defense Identification Zone (ADIZ) di mana pesawat harus mengidentifikasi diri mereka kepada pihak berwenang China, ketika di atas Laut China Timur. Amerika Serikat dan Jepang mengecam langkah itu.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengatakan China memiliki hak untuk mengatur ADIZ. Situasi di Laut China Selatan stabil, ia menambahkan, dan China dan Asia Tenggara negara menginginkan perdamaian di sana.

Pada tanggal 19 April, sebuah kapal perang China menantang pesawat angkatan udara Filipina yang mendekati Subi Reef, yang merupakan bagian dari Spratly. Pilot melaporkan mendengar pesan radio: “Pesawat asing, Anda mendekati daerah keamanan militer saya, silakan pergi dengan cepat untuk menghindari salah paham”