
Mantan agen FBI dan whistleblower Coleen Rowley mengklaim bahwa gejolak di Timur Tengah telah menjadi bukti yang menunjukkan semakin nyatanya kesalahan perang melawant teror yang digelar AS.
“Arab Spring akan jelas untuk menunjukkan kesalahan War on Terror, pasca 9/11 ‘, “kata Rowley kepada Sputnik Selasa 4 Mei 2015. Hal itu dia sampaikan mengomentari buku yang akan datang oleh Badan Intelijen mantan Central (CIA) Michael Morell Wakil Direktur.
Dalam buku itu, Morell berpendapat intelijen AS gagal mengantisipasi bahwa al-Qaeda akan mengambil keuntungan dari kekacauan politik di Timur Tengah selama Arab Spring, yang memungkinkan kelompok teroris untuk mendapatkan kembali kekuatan meskipun pemimpinnya Osama bin Laden terbunuh pada tahun 2011.
Rowley mengatakan dia akan bertepuk tangan untuk Morell yang mau mengakui betapa CIA dan badan-badan intelijen AS lainnya salah menilai bahaya yang ditimbulkan oleh meningkatnya al-Qaeda dan berbagai “hydras Negara Islam” yang telah muncul di seluruh wilayah.
Whistleblower FBI ini mencatat, bagaimanapun, bahwa kekacauan kekerasan di Timur hanya sebagian dari krisis di wilayah tersebut yang merupakan hasil dari ” perang ilegal AS,” serta karena pendudukan Irak, Afghanistan dan Libya dan kehancuran infrastruktur mereka.
Rowley menggarisbawahi sifat destruktif dari kegiatan rahasia Amerika Serikat untuk mencapai perubahan rezim melalui destabilisasi, penyiksaan, penculikan, penahanan tanpa batas waktu dan pembunuhan drone dilakukan di Perang Melawan Teror.
Mempersenjatai Arab Saudi dan negara-negara lain, sementara menutup mata untuk dukungan mereka bagi kelompok al-Qaeda, katanya, sama memberikan kontribusi terhadap gejolak di Timur Tengah.
Ahli juga mencatat bahwa kepercayaan Amerika Serikat untuk bisa membawa membawa demokrasi, hak asasi manusia dan perdamaian ke wilayah itu sebagia hal yang “naif, dan benar-benar konyol.”
Selain itu, katanya, tindakan membunuh pemimpin teroris dan pemberontak telah membantu perekrutan kelompok teroris lain dan dengan demikian telah mempromosikan terorisme, tambahnya.
Rowley menyimpulkan bahwa badan-badan intelijen AS seharusnya belajar pada Perang terhadap Narkoba, yang menunjukkan bahwa membunuh dan menangkap gembong narkoba hanya meningkatkan aliran dan menurunkan harga obat-obatan terlarang itu ke Amerika Serikat.