
China mengakuisi jet tempur multirole supermaneuverable Su-35 dari Rusia meskipun mereka juga mengembangkan pesawat tempur superioritas udara J-11D. Kenapa?
Menurut Jaringan Militer Sina yang berbasis di Beijing, China membutuhkan kedua pesawat ini berada di jajaran kekuatan udaranya. J-11D, versi upgrade dari J-11B, melakukan penerbangan perdananya pada tanggal 29 April. Sementara saat ini China juga sedang mempersiapkan untuk menerima batch pertama dari 24 Su-35 dari Rusia.
J-11D dilengkapi dengan radar aktif array saat ini yang sedang diuji di J-10C dan memiliki kemampuan pengisian bahan bakar di udara. Pesawat ini juga memiliki ujung sayap yang berbeda dengan J-11 yang menjadi dasar pengembangan. Selain itu, J-11D akan menginstal sistem kontrol penerbangan digital fly-by-wire baru yang merupakan upgrade dari sistem J-11B yang didasarkan pada Su-27SK.

Sina Militer mengatakan J-11D dan Su-35 penting bagi China untuk mempertahankan kehadiran militer yang kuat di tiga wilayah strategis kunci: pantai tenggara negara itu, Laut China Selatan dan perbatasan China-India.
Su-35 diperlukan karena menjembatani kesenjangan Angkatan Udara China sebelum pengenalan jet tempur generasi kelima baru China, kata laporan itu.
Selain dengan Su-35 China bisa mencari tahu bagaimana menghadapi F-35 Jepang dan Su-30MKI India serta T-50. J-11 kemungkinan belum mampu secara teknis untuk head to head dengan generasi kelima sehingga Su-35 yang akan dijadikan dasar pembangunan strategi pertempuran udara.
Su-30MKI India dianggap sebagai salah satu pesawat yang fleksibel dan secara signifikan lebih baik daripada J-11 terutama dalam pertempuran jarak dekat dan manuver, serta serangan udara ke darat dan udara-ke-laut. Su-30MKI dirancang tidak hanya untuk melawan J-11D, tetapi juga ‘J-10B, F-16 dan J-11B. Secara individu Su-30MKI masih unggul dibanding jet tempur tersebut.
Berbagai sumber menunjukkan bahwa pada tahun 2014, China hanya memproduksi sekitar 10 J-11B / BS, yang jelas ini terlalu lambat, terutama mengingat J-16, bocor empat tahun lalu, masih belum masuk ke dalam produksi. Sementara J-11D adalah versi lanjutan dari J-11B, analis menunjukkan bahwa selama masih model J-11 maka pesawat itu tidak mungkin setara dengan kemampuan multirole supermaneuverable Su-35.
Su-35 memiliki kapasitas bahan bakar internal 11,5 ton dibandingkan dengan J-11D yang hanya sembilan ton, yang berarti akan lebih cocok untuk misi pengawasan di Laut China Selatan. Jet tempur ini juga lebih mampu dengan daya tahan 6.000 jam layanan dan unggul maksimum take-off, penerbangan dan pendaratan berat. Struktur J-11D, bagaimanapun, masih terbatas oleh desain asli J-11.
Dengan demikian, Su-35 sangat penting untuk perkembangan industri penerbangan China. Selain itu pesawatn ini ada di atas pesawat tempur generasi keempat terutama karena akuisi mencakup akuisisi Irbis-E , sistem radar hybrid pasif dipindai array yang cangggih.
China tidak bisa menunggu lima atau 10 tahun untuk pesawat generasi berikutnya muncul, dan Su-35 bisa dengan cepatt meningkatkan kemampuan pertahanan udara China dan setidaknya memberikan China sebuah pesawat yang dapat mengimbangi F35. J-11D untuk menghadapi musuh saat ini, sementara Su-35 adalah untuk masa depan karena dapat membantu mempercepat pembangunan jet tempur multirole China.