Prancis: Misi di Irak akan Panjang
Rafale

Prancis: Misi di Irak akan Panjang

rafale

 

Kepala Staf Angkatan Udara Prancis belum melihat akhir dari operasi yang digelar di Irak. Bahkan dia menyebut ini akan menjadi misi panjang.

Ketika ditanya apakah dia Prancis akan mengakhiri misi melawan ISIS di Irak dalam waktu dekat, Jenderal Denis Mercier, dengan singkat menjawab “tidak.”

Dia menambahkan ia mengharapkan operasi akan terus berjalan mungkin sampai pemilu 2017 untuk menentukan pengganti Presiden François Hollande.

“Presiden berikutnya akan memutuskan apakah kita harus tinggal atau tidak, tapi kami tahu kami akan tinggal untuk waktu yang lama,” kata Mercier sebagaimana dikutip Defense News Rabu 29 April 2015. “Ini adalah keputusan presiden. Jadi akhir dari misi ini akan menjadi keputusan presiden berikutnya. Tapi saya percaya kita akan tetap ada di sana,” tambahnya,

Prancis mengirimkan sejumlah jet tempur dan pesawat mata-mata untuk bergabung dengan koalisi melawan ISIS yang idpimpin Amerika. Jet tempur enam Rafale dan enam Mirage ambil bagian dalam misi ini

Operasi mereka adalah untuk memastikan pasukan darat Irak bisa merebut kembali wilayah kelompok militan telah mengklaim selama setahun terakhir, kata Mercier.

“Pada saat ini tujuan utama adalah untuk memastikan bahwa pasukan Irak di tanah memiliki kebebasan bertindak,” jelasnya. “Tanpa kekuatan udara, tidak mungkin. Jadi untuk itu, kita harus menjaga ancaman permanen ISIS, untuk memastikan bahwa pasukan Irak akan memiliki kebebasan bergerak.”