Gripen Melihat Peluang di Ketegangan Eropa

Gripen Melihat Peluang di Ketegangan Eropa

gripen

Perusahaan pertahanan Swedia Saab melihat ada  harapan yang besar untuk penjualan jet tempur Gripen di negara-negara yang tersebar Eropa sisi Rusia, di tengah meningkatnya ketegangan meningkat atas Ukraina.

Republik Ceko dan Hungaria sudah mengoperasikan 14 Gripen dengan sistem sewa, dan seorang eksekutif senior Saab mengatakan pihaknya terbuka untuk penawaran kepada negara lain yang memiliki anggaran terbatas dalam mencari kekuatan udara yang lebih modern.

“Bahkan jika mereka tidak mengharapkan intervensi Rusia, ada lebih ketegangan yang membutuhkan pengawasan udara. Jadi jika Anda hanya memiliki beberapa MiG-21, Anda pasti ingin memiliki sistem yang lebih kuat,” kata wakil kepala eksekutif Lennart Sindahl Senin 27 April 2015.

Saab optimistis dalam hal penjualan Gripen setelah mencetak terobosan di Brazil untuk order 36 Gripen E / F dengan nilai US$5,4 miliar.

Pejabat Saab kepada wartawan pada pertemuan sebelumnya mengatakan Republik Ceko mungkin juga akan tertarik untuk menggunakan Gripen, sementara Kroasia bisa memutuskan tahun depan memperbaharui armada MiG-21 milik mereka.

Mereka mengatakan Slowakia juga telah memilih Gripen dan bisa mengambil 8-12 jet. “Kami berharap untuk kontrak akhir tahun ini,” kata Kepala Program Gripen Jerker Ahlqvist.

Bulgaria juga kemungkinan akan mengganti MiG-29, meskipun tengah mempertimbangkan digunakan Lockheed Martin F-16 tetapi Gripen tetap akan mencoba masuk.

Sementara Finlandia diharapkan untuk membuat langkah pertama tahun depan menuju kompetisi 2018 untuk mencari 40-60 pesawat awal dekade berikutnya.

Saab mengatakan akan menawarkan Gripen E  yang paling moderen. Tetapi analis mengatakan pesawat ini akan menghadapi persaingan sengit dari jet-jetterbaik AS dan Eropa.

Secara total, Saab mengharapkan ekspor 300-450 Gripen lebih dari 20 tahun. Ia mengharapkan Swiss untuk kembali ke pasar tempur di sekitar dua tahun setelah pemilih diblokir kesepakatan Gripen tahun lalu.

Di India, di mana Saab gagal maju ke putaran terakhir dari urutan besar untuk 126 jet yang akhirnya pergi ke Dassault Prancis dan keputusan akhir hanya akan memberi separuh dari rencana asal. Saab percaya masih bisa peluang untuk jet ringan seperti single-bermesin Gripen.

“Kami mendengar sinyal yang jelas dari India membutuhkan sesuatu yang lain,” kata Ahlqvist. Dia menambahkan Saab siap untuk mentransfer teknologi yang cukup untuk memenuhi kebijakan ‘Made in India’