Aliansi Atlantik Utara (NATO) menyatakan siap berdialog dengan Rusia. Tetapi satu hal yang mereka tekankan bahwa mereka tak akan mau mengompromikan prinsip-prinsip mereka.
Seperti dikutip Interfax, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyebutkan bahwa berdasarkan pengalamannya selama ini ia merasa ada kemungkinan Rusia dan NATO dapat berinteraksi dan mencapai kesepahaman, namun pihak sekutu harus percaya diri dan cukup kuat untuk mencegah Rusia mengubah prinsip-prinsip mereka.
Syarat lain untuk bekerja sama dengan Rusia, tambah Stoltenberg, adalah kepercayaan terhadap satu sama lain.
Menurut Stoltenberg, kerja sama Rusia-NATO tak dipengaruhi oleh pertumbuhan potensi militer NATO, misalnya, di Eropa Timur.
“Kerja sama NATO dan Rusia tak berkaitan dengan peningkatan potensi pertahanan sekutu. Rusia adalah ‘tetangga besar’ kami, dan kami perlu berdialog dengan mereka. Namun sekutu tak akan mengompromikan prinsip-prinsip yang dipegang teguh terkait keamanan, integritas perbatasan dan kedaulatan negara,” kata Stoltenberg seperti dikutip Interfax.
Sang sekjen juga kembali menegaskan bahwa perluasan wilayah NATO tak dipengaruhi oleh opini Rusia, karena keputusan semacam itu merupakan kewenangan eksklusif negara anggota aliansi. Ia menjelaskan, keputusan terkait salah satu negara kandidat anggota NATO, Montenegro, kemungkinan akan ditetapkan pada akhir tahun ini.
Stoltenberg menolak menjawab pertanyaan terkait kemungkinan bergabungnya Rusia ke dalam NATO dalam 20 tahun ke depan. “Saya sudah cukup lama berada di dunia politik untuk tahu bahwa saya tak boleh berspekulasi terkait isu yang masih berupa hipotesis,” katanya Kamis 23 April 2015.