Rusia akan mempertahankan keunggulan atas AS di Kutub Utara. Pada 2017, Moskow merencanakan mengirim kapal pemecah es bertenaga nuklir baru ke kawasan paling ekstrem di bumi tersebut. Hal ini akan menambah enam kapal lain yang sudah dalam pelayanan Rusia serta setidaknya enam kapal pemecah es bertenaga diesel yang lain.
Sebaliknya, US Coast Guard saat ini hanya memiliki dua kapal pemecah es diesel. Kapal ini menjadi alat paling penting di kawasan tersebut. Kapal akan memainkan peran multifaset dalam strategi Arktik setiap nmegara. Kapal memungkinkan berbagai misi seperti, survei, dan pengiriman peralatan militer serta kapal perang masuk ke Arktik dengan aman setahun penuh. “Dengan perdagangan dan lalu lintas di Samudra Arktik yang meningkat, termasuk perikanan dan eksplorasi minyak, Amerika Serikat memiliki kepentingan nasional yang vital dalam menjaga kemampuan icebreaking yang kuat untuk memastikan sepanjang tahun kehadiran Coast Guard di perairan ini penting,” tulis US Coast Guard sebagaimana dikutip Business Insider.
Meskipun Arktik saat ini masih terpencil umum dalam perdagangan, wilayah ini diprediksi akan menjadi pusat kegiatan ekonomi seiring dengan semakin mencairnya es di kawasan tersebut sehingga kapal lebih mudah melaluinya.
Daerah ini juga penuh dengan bahan tambang penting seperti minyak, gas, mineral, dan cadangan ikan. AS memperkirakan bahwa proporsi yang signifikan dari minyak bumi belum dimanfaatkan – termasuk sekitar 15% dari minyak dunia yang tersisa, hingga 30% cadangan gas alam, dan sekitar 20% dari gas alam cair masih tersimpan di dasar laut Arktik.
Jalur Kutub Utara juga akan menjadi sangat penting. Menurut Rusia jalur laut utara bahkan akhrinya nanti bisa menyaingi Terusan Suez dalam kepentingan ekonomi. Rute ini akan menghubungkan pengiriman dari Eropa ke Asia hanya dalam 35 hari. Sementara jika melintasi Kanal Suez membutuhkan waktu 48 hari. Dan dengan kekuatan yang dimiliki Rusia saat ini, jelas mereka memiliki keunggulan dibanding Amerika atau negara lain.