AS Siap Beri India Teknologi Kapal Induk Terbaru

AS Siap Beri India Teknologi Kapal Induk Terbaru

Sebuah E / A-18 Growler dari Electronic Attack Squadron (VAQ) kembali ke Carl Vinson setelah penerbangan pelatihan.
Sebuah E / A-18 Growler dari Electronic Attack Squadron (VAQ) kembali ke Carl Vinson setelah penerbangan pelatihan.

Pemerintah AS akan mendukung penjualan sistem peluncuran elektromagnetik untuk kapal induk buatan General Atomics dan teknologi kunci lainnya, ke India. Demikian disampaikan Pentagonkepada Reuters, Jumat 3 April 2015.
Wakil Menteri Pertahanan bidang penjualan senjata Frank Kendall, mengatakan dia optimis tentang upaya dua negara ini untuk bekerja sama pada kapal induk yang direncanakan untuk India.”Saya optimis bekerja sama dengan mereka itu, “kata Kendall dalam sebuah wawancara dengan Reuters , ketika ditanya tentang kemungkinan India memperoleh Electromagnetic Aircraft Launch System (EMALS) yang dibangun oleh General Atomics yang berbasis di San Diego, California.
“Mereka harus membuat keputusan mereka sendiri tentang teknologi apa yang mereka inginkan, tapi aku tidak melihat hambatan mendasar untuk mereka memperoleh beberapa teknologi operator kami, jika mereka ingin, “katanya.
India ingin menggunakan state-of-the-art teknologi AS untuk meningkatkan jangkauan dan potensi kapal induk yang direncanakan, sebuah langkah yang akan memperdalam kerja sama antara kedua negara dan melawan China `s pengaruh militer di wilayah tersebut.
General Atomics, yang juga telah mengusulkan menjual sistem untuk Brazil dan mengatakan menjual sistem ke luar negeri bisa membantu menurunkan biaya pemasangan sistem pada Kapal Induk kelas Gerald R. Ford baru Angkatan Laut AS yang sedang dibangun oleh Huntington Ingalls Industries Inc.
Sistem baru ini membantu jet meluncurkan dari kapal induk lebih cepat dan mengurangi goncangan pada pesawat.
Pentagon baru-baru ini menunjuk Laksamana Thomas Moore dari eksekutif program kapal induk, untuk memimpin kelompok kerja AS untuk melakukan pertemuan degan Laksamana Surendra Ahuja dari India untuk mengatur pertemuan pertama kelompok dalam beberapa bulan ke depan.