Arab Saudi Pimpin Koalisi 10 Negara Gempur Yaman Selatan
F-15 Arab Saudi

Arab Saudi Pimpin Koalisi 10 Negara Gempur Yaman Selatan

arab

Arab Saudi secara resmi masuk ke konflik Yaman Selatan dengan mengirimkan pesawat-pesawat tempur mereka guna menggempur sejumlah  posisi i milisi Houthi Yaman. Sebuah serangan terpadu yang dilakukan Rabu 25 Maret 2015 menghancurkan sebuah pangkalan udara di Sanaa dan sebagian besar pertahanan udara milisi, Al Arabiya News Channel melaporkan Kamis 26 Maret 2015  mengutip sumber-sumber Saudi.

Raja Salman bin Abdulaziz memerintahkan serangan udara terhadap milisi Houthi yang didukung Iran pada hari Kamis pukul 00.00 waktu Riyadh,dilaporkan angkatan udara kerajaan itu sepenuhnya mengendalikan wilayah udara Yaman.

Tak lama setelah itu Duta Besar Arab Saudi untuk Washington Adel al-Jubeir mengumumkan bahwa kerajaan telah melancarkan operasi militer yang melibatkan serangan udara di Yaman karena Houthi makin memperketat cengkeraman mereka di selatan kota Aden di mana presiden negara itu mengungsi.

Al-Jubeir mengatakan kepada wartawan bahwa “Koalisi 10 negara telah bergabung dalam kampanye militer dalam upaya untuk melindungi dan membela pemerintah yang sah Yaman Abd-Rabbu yakni Presiden Mansour Hadi.

“Kami akan melakukan apa pun untuk melindungi pemerintah yang sah dari Yaman jatuh,” kata Jubeir.

Dia mengatakan kepada wartawan bahwa Washington tidak berpartisipasi dalam operasi militer, tapi para pejabat AS mengatakan Amerika Serikat telah memberikan dukungan ke Arab Saudi karena membawa operasi militer di Yaman, menurut Al Arabiya News.

Al Arabiya News Channel mengatakan Mesir juga mengambil bagian dalam koalisi dengan pasukan darat, laut dan udara. Koalisi militer yang dipimpin Saudi telah menyatakan wilayah udara Yaman sebagai area terbatas.

Menteri Pertahanan Saudi Pangeran Mohammed bin Salman telah memperingatkan Ahmed Ali Abdullah Saleh, putra mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh untuk menyerahkan diri.

Huthi telah bergabung kekuatan dengan loyalis mantan Presiden Saleh dalam serangan mereka untuk menguasai Yaman. Menteri Luar Negeri Yaman Riad Yassine mengatakan kepada Al Arabiya News Channel bahwa operasi akan berlanjut sampai Houthi setuju untuk bergabung dengan pembicaraan damai dan mundur pada semua kebijakan yang diambil sejak pendudukan mereka di ibukota Sanaa September lalu.

“Kami tidak mengakui apa yang terjadi setelah tanggal 21 September” kata Yassine Al Arabiya News, mengatakan operasi militer akan membantu Yaman selatan “mendapatkan kembali kepercayaan.”