Denmark tidak mungkin untuk bergabung dengan program pertahanan rudal NATO, setelah ancaman kapal mereka yang akan menjadi target potensial Angkatan Bersenjata Rusia, Editor-in-Chief of the National Defense magazine Igor Korotchenko mengatakan hal itu Senin 23 Maret 2015.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Latvia Edgars Rinkevics menyuarakan keprihatinan atas sebuah artikel Duta Besar Rusia untuk Denmark Mikhail VANIN diterbitkan oleh surat kabar Jyllands-Posten, di mana dia mengingatkan adanya efek negatif jika Denmark bergabung dengan NATO untuk menekan Rusia.
“Saya percaya kepemimpinan politik dan militer Denmark akan mempertimbangkan semua potensi risiko dan akhirnya tidak bergabung dengan program yang memiliki efek destabilisasi pada stabilitas strategis internasional,” kata Korotchenko kepada kantor berita TASS.
Dia mencatat bahwa, jika Denmark mengerahkan sistem angkatan laut Aegis sebagai komponen dari perisai pertahanan rudal Eropa, “Itu akan benar-benar berakibat kapal mereka menjadi target potensial senjata presisi Rusia.”
“Setiap negara anggota NATO yang telah bergabung dengan Sistem Pertahanan Rudal Eropa dengan mengerahkan infrastruktur di darat, dan kapal yang dilengkapi dengan sistem Aegis. Dan harus menyadari bahwa fasilitas ini akan dilihat sebagai potensi target untuk Angkatan Bersenjata Rusia, “kata Korotchenko.
Menurut dia, hal ini disebabkan fakta bahwa Sistem Pertahanan Rudal Eropa dan penyebaran lebih jauh sebagai bagian integral dari pertahanan rudal balistik AS menimbulkan ancaman bagi kekuatan nuklir strategis Rusia.