Sukhoi-30 MKI, jet tempur paling kuat dan modern yang dimiliki Angkatan Udara India sering mengalami masalah kegagalan mesin di udara. Menteri Pertahanan Manohar Parrikar mengatakan hal tersebut di Parlemen Rabu 18 Maret 2015.
Menurutnya sebanyak 35 kasus kegagalan mesin dilaporkan terjadi dalam kurun waktu satu tahun yakni pada 2013-2014. ”Secara total, ada 69 kasus kegagalan mesin dalam empat tahun terakhir, ” kata menteri sebagaimana dikutip NDTV.
Berdasarkan data Angkatan Udara sebanyak 33 kasus mesin gagal karena bahan bakar yang tidak murni, sementara 11 kasus lain disebabkan oleh getaran yang berlebihan dan delapan kasus kegagalan mesin dilaporkan karena tekanan rendah di tank pelumas. Sekitar lima SU-30 MKI telah jatuh sejak tahun 2009.
Seperti semua jet bermesin ganda, Rusia membuat Su-30 mampu mendarat dengan mesin tunggal. Tetapi untuk mencapai potensi maksimal dengan membawa total delapan ton payload termasuk bom, rudal dan tangki bahan bakar cadangan, jet membutuhkan semua mesin AL-31FP berfungsi dengan baik
Kegagalan mesin cepat menjadi perhatian utama bagi Angkatan Udara dan juga menempatkan tanda tanya pada kemampuan India untuk membela udaranya. Masalah lain yang dihaadapi adalah tingkat ketersediaan layana pesawat. “Layanan pesawat hanya sekitar 50 persen saja,” kata seorang petugas. Ini berarti pada waktu tertentu dari 200 armada yang mereka miliki, separuhnya dalam posisi tidak siap operasional. Hal ini tentu akan berbahaya jika dalam situasi darurat seperti perang.
Parrikar mengatakan rencana awal mesin akan dirombak setelah setiap pesawat mencapai 1.000 jam terbang. Tetapi karena cacat ini maka akan diajukan hanya pada 500 jam saja. Menteri mengatakan bahwa NPO Saturn, produsen Su-30 mesin Al-31FP yang berbasis di Rusia, menawarkan untuk membuat sembilan perbaikan teknologi selama overhaul, dan menambahkan bahwa setelah modifikasi mesin terbang hingga 900 jam.
