AS Hapus Iran dan Hizbullah dari Daftar Teroris

AS Hapus Iran dan Hizbullah dari Daftar Teroris

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Khamenei
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Khamenei

Amerika makin melunak terhadap Iran. Laporan tahunan yang disampaikan Direktur Intelijen Nasional James Clapper kepada Senat AS telah menghapus Iran dan kelompok Hizbullah Lebanon sebagai ancaman teroris.

Laporan komunitas intelijen Amerika tentang potensi ancaman seluruh dunia baru-baru ini dipublikasikan. Yang mengejutkan Iran dan Hizbullah telah tidak ada dalam daftar yang sebelumnya selalu nampang di jajaran atas daftar ancaman teroris di dunia. membatalkan. Pada tahun 2014, keduanya terdaftar sebagai ancaman teroris dalam konteks perang saudara Suriah selain ancaman langsung terhadap Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya.

Bagian terorisme dalam laporan terbaru berfokus terutama pada ancaman meningkatnya kelompok-kelompok garis keras Sunni, seperti ISIS. Meskipun sebagian anggota kelompok tersebut bertempat tinggal di Irak dan Suriah komunitas intelijen melihat potensi mereka untuk menyebar ke luar negeri termasuk Amerika.

Laporan ini  juga menyebut peran baik Iran dalam memerangi ISIS. “Munculnya ISIS telah mendorong Iran untuk mencurahkan lebih banyak sumber daya untuk menumpulkan kemajuan ISIS yang mengancam sekutu regional Iran dan kepentingan mereka. Layanan keamanan Iran telah memberikan dukungan militer kuat untuk Baghdad dan Damaskus, termasuk senjata, penasihat, pendanaan, dan dukungan pertempuran langsung,” bunyi laporan tersebut yang dikutip Ria Novosti Senin 16 Maret 2015.

Hizbullah Lebanon
Hizbullah Lebanon

Meski Iran tidak lagi masuk dalam daftar ancaman teroris, namun Amerika masih menempatkan negara ini sebagai ancaman potensial terhadap serangan cyber, regional, dan senjata pemusnah masal. Kelompok Syiah Lebanon Hizbullah, juga didanai dan didukung oleh Iran, disebutkan hanya sekali dalam laporan, dan hanya mengacu pada upaya kelompok dalam melawan ISIS di Lebanon.

Program nuklir Iran juga disebut-sebut sebagai ancaman bagi kepentingan AS dan sekutunya, dengan laporan yang menyatakan bahwa negara tidak menghadapi hambatan teknis dapat diatasi untuk memproduksi senjata nuklir.