Lupa Pernah Melakukan, Media Barat Kritik Putin

Lupa Pernah Melakukan, Media Barat Kritik Putin

topol

Pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin yang mengatakan bahwa kekuatan nuklir akan berada dalam status siaga ketika dalam proses pengambialihan Crimea dengan sebutan untuk melindungi warga Rusia yang berada di Crimea ditanggapi media Barat dan Amerika sebagai bentuk nyata adanya ancaman nuklir dari Rusia. Namun media-media besar itu lupa bahwa Amerika dan Inggris pun pernah mengancam akan menggunakan senjata nuklir.

Pernyataan Putin itu menghiasi headline sejumlah media besar di Amerika yang mengutip komentar Vladimir Putin tentang kesiapan Rusia untuk menempatkan pasukan nuklirnya dalam status siaga jika ada situasi tidak menguntungkan. “Kami sudah siap untuk melakukannya [kekuatan nuklir siaga]. Saya berbicara dengan rekan-rekan dan mengatakan kepada mereka bahwa ini [Crimea] adalah wilayah bersejarah kami, orang-orang Rusia tinggal di sana, mereka berada dalam bahaya dan kita tidak bisa meninggalkan mereka,” kata Putin dalam film documenter berjudul “Crimea. Way Back Home” yang ditayangkan Minggu oleh Rossiya-1 TV.

Sementara Putin mengatakan bahwa kekuatan nuklir akan berada dalam siaga hanya untuk melindungi warga Rusia yang berada di Crimea, disebut media Barat sebagai pernyataan agresi. Jelas tersirat ancaman nuklir dari negara tersebut. Tidak seperti pernyataan Rusia selama ini yang menyebut senjata mereka hanya digunakan dalam hal defensive. (BACA: PUTIN SIAP SIAGA NUKLIR)

Di Inggris, sejumlah surat kabar besar termasuk The Guardian, The Independent, The Mirror, dan Daily Mail, telah memberi perhatian untuk pernyataan Putin tersebut dengan mengatakan sebagai bukti adanya ancaman nuklir bagi warga Crimea .

Demikian juga The New York Times dan The Washington di Amerika menyebut hal yang sama.

“Setelah revolusi di Ukraina tahun lalu, Presiden Vladimir Putin V. mengirim pasukan militer untuk mengamankan Crimea dan bahkan mempertimbangkan menempatkan persenjataan nuklir Rusia dalam status siaga karena kekhawatiran tentang anarki dan intervensi Barat,” kata The New York Times.

Anehnya media barat seolah lupa bahwa Amerika juga pernah melakukan yang sama, Pada Oktober 2014 Amerika mengatakan siap untuk menggunakan senjata nuklir jika pasukan Korea Utara melintasi perbatasan ke Korea Selatan, sekutu Washington. Beberapa tahun sebelumnya, sekretaris pertahanan Inggris Geoff Hoon juga mengatakan bahwa Inggris sudah siap untuk menggunakan senjata nuklir terhadap Irak jika mereka menggunakan senjata pemusnah massal terhadap tentara Inggris. Jadi media barat melihat pernyataan Putin sebagai ancaman sementara pernyataan Amerika dan Inggris sebagai hal yang wajar.

Crimea menjadi wilayah Rusia setelah referendum yang diadakan 16 Maret 2014, di mana lebih dari 96 persen pemilih mendukung Krimea langkah untuk meninggalkan Ukraina dan bergabung kembali dengan Rusia. Reunifikasi Krimea dengan Rusia dipicu oleh kudeta Februari 2014 di Ukraina.