
US Secret Service akan menerbangkan drone di langit ibukota negara sebagai bagian dari tes untuk meningkatkan keamanan dan menonaktifkan mereka sebelum hal yang berpotensi membahayakan akan terjadi.
Pengujian ini dilakukan setelah pesawat kecil tak berawak mendarat di area Gedung Putih pada dini hari pada akhir Januari 2015 lalu. Drone tersebut ternyata milik seorang pegawai pemerintah yang telah kehilangan kendali dengan “quad copter” miliknya sebelum kemudian mendarat di halaman Gedung Putih. Pemilik drone bahkan tidak tahu pesawatnya itu telah mendarat di Gedung Putih sampai mendengar tentang hal itu di berita dan kemudian datang ke petugas.
Secret Service mengatakan dengan insiden maka pihaknya kemudian sadar ada ancaman kepada presiden dengan menggunakan drone, karena meskipun penggunaannya dibatasi di Washington, DC, mereka sulit untuk dideteksi. Apalagi rata-rata ukuran drone memiliki kapasitas untuk membawa bahan peledak dan mendatangkan malapetaka.
Drone yang diterbangkan di Washington selama semalam, akan membantu Secret Service memantau situasi udara di atas Washington terutama di area dekat Gedung Putih.
Federal Aviation Administration baru-baru ini meluncurkan proposal untuk mengatur drone kecil, yang meliputi pembatasan berat pesawat maksimal 55 lbs. Dan mereka harus tetap di bawah ketinggian 500 meter serta tidak boleh lebih cepat dari 100 mph. Operator harus berusia minimal 17 tahun dan harus diperiksa oleh Keamanan Administrasi Transportasi. Proposal saat ini sedang dalam periode uji publik, dan untuk diresmikan jadi aturan bisa lebih dari satu tahun.
Comments are closed