
Armada F-16D Angkatan Udara AS segera terbang lagi setelah ada masalah retak kokpit dan digrounded sejak 2014 lalu yanag mengakibatkan gangguan terhadap program pelatihan pilot.
Angkatan Udara AS melarang terbang 82 jet tempur F-16D pada Agustus 2014 lalu menyusul ditemukannya keretakan di bagian kanopi.
F-16D adalah varian dua kursi yang sering digunakan untuk pelatihan pilot. Angkatan Udara memiliki 157 F-16D dalam persediaan, termasuk Air Education & Training Command (AETC), Air National Guard (ANG) dan Air Force Reserve Command (ARFC).
Ketika retakan ditemukan, pejabat khawatir bahwa prosedur besar diperlukan untuk memperbaiki kerusakan. Sebaliknya, ahli Angkatan Udara dan insinyur dari Lockheed Martin menemukan solusi dengan menggunakan lempeng baja dan tali aluminium ke pesawat daerah depan.
Seorang juru bicara Lockheed mengatakan perbaikan telah berlangsung dan tiga jet terakhir akan selesai untuk kemudian terbang lagi dalam beberapa minggu ke depan.
“Angkatan Udara AS dan Lockheed Martin menganalisis retak F-16D akhir tahun lalu dan prosedur perbaikan yang dikembangkan untuk pesawat yang terkena dampak,” kata juru bicara Lockheed John Losinger sebagaimana dikutip Defense News Jumat 06 Maret 2015. “Seluruh perbaikan 82 armada selesai Maret 2015 ini.”
Ketika retakan pertama kali ditemukan, ada kekhawatiran dalam Pendidikan dan Pelatihan Air Command (AETC) bahwa pelatihan penerbangan untuk F-16 pilot bisa tertunda 8 sampai 12 minggu. Namun, juru bicara, 1 Letnan Jose Davis, mengatakan dampak pelatihan “itu tidak separah yang diperkirakan semula.”
Angkatan Udara juga telah merekomendasikan kepada mitra internasional yang menggunakan F-16B juga untuk memeriksa armada mereka. Beberapa negara juga menemukan masalah yang sama dan telah diperbaiki, Turki, Israel, Belgia, Belanda, Pakistan, Denmark dan Norwegia adalah negara operator F-16B.
Comments are closed