Pentagon telah mengumumkan bahwa amunisi depleted uranium (DU) U-Turn belum, dan tidak akan, digunakan oleh pesawat AS dalam konflik melawan ISIS di Irak dan Suriah. Kebijakan U-turn kontras dengan pernyataan yang dibuat selama bulan-bulan sebelumnya, di mana para pejabat Pentagon mengklaim bahwa DU akan digunakan jika diperlukan.
Karena keputusan untuk menyebarkan 12 tempur A-10 Thunderbolt II ke Timur Tengah sebagai bagian dari Operasi Resolve Inherent Desember lalu, kekhawatiran telah muncul bahwa AS akan sekali lagi menggunakan jenis senajta ini lagi di Irak.
Hanya beberapa bulan sebelum penyebaran diumumkan, Irak telah meminta PBB untuk bantuan teknis guna menangani warisan 404,000kg DU yang dipecat oleh AS dan Inggris dalam konflik tahun 1991 dan 2003. Irak juga mendukung perjanjian global larangan senjata tersebut.
Pada bulan Oktober juru bicara Pentagon mengatakan bahwa amunisi DU 30mm akan dibawa A-10 dan digunakan sesuai kebutuhan. Jika memang harus menggunakan amunisi uranium maka akan digunakan ”Pasukan gabungan Force dapat mengkonfirmasi bahwa AS dan pesawat koalisi belum, dan tidak akan, menggunakan amunisi depleted uranium di Irak atau Suriah selama Operasi Resolve Inherent. ”
Penggunaan amunisi ini akan emngakibatkan efek kimia beracun dan radioaktif yang nantinya akan berefek panjang. Mereka sudah menghadapi krisis kemanusiaan dan memiliki keprihatinan serius atas warisan kesehatan penggunaan DU bersejarah. Pemerintah Irak bahkan masih berjuang untuk membersihkan sisa-sisa racun dari DU yang digunakan AS dengan pekerja dan warga sipil Irak berisiko terpapar. ”
Sejak Oktober lalu, kampanye dan anggota parlemen di Belgia, Belanda dan Inggris telah mendesak pemerintah mereka menantang AS dalam rencana penggunaan amunisi ini. Keputusan untuk menyebarkan A-10 datang sebelum 150 negara mendukung resolusi Majelis Umum PBB menyerukan bantuan internasional untuk negara-negara yang terkena dampak DU dan transparansi yang lebih besar atas penggunaan senjata tersebut pada masa lalu untuk bisa dilakukan pembersihan.
“Mayoritas negara memiliki keprihatinan serius atas pengunaan senjata DU. International Coalition to Ban Uranium Weapons (ICBUW) percaya bahwa ini U-turn oleh AS mencerminkan stigmatisasi global yang terus meningkat dari DU. Mitra koalisi bertanggung jawab atas tindakan rekan-rekan mereka dan akan pernah terpikirkan bagi AS untuk sekali lagi menggunakan DU di wilayah negara yang sangat baru-baru ini menyerukan larangan global terhadap senjata,” kata Koordinator ICBUW Doug Weir sebagaimana dikutip globalresearch, Rabu (04/03/2015).